13 November 1990: Pembantaian Massal di Aramoana Selandia Baru, 13 Orang Terbunuh

Pelaku pembantaian massal pada 13 November 1990 disebutkan mengamuk setelah bertengkar dengan tetangganya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Nov 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan, pembunuhan massal, pembantaian, pembantaian massal di Selandia Baru. (Rudy and Peter Skitterians/Pixabay).

Liputan6.com, Aramoana - Sejarah berdarah tercatat hari ini 34 tahun yang lalu. Kota kecil di tepi pantai Aramoana, dekat Dunedin, menjadi saksi bisu pembunuhan massal paling mematikan dalam sejarah Selandia Baru.

Menurut situs nzhistory.govt.nz, pelaku pembantaian pada 13 November 1990 itu adalah David Gray. Seorang warga Aramoana yang kala itu berusia 33 tahun. Pria pengangguran itu disebutkan mengamuk setelah bertengkar dengan tetangganya.

Setelah menembak pria dan putrinya, ia mulai menembaki apa pun yang bergerak. Berbekal senapan semi-otomatis, Gray membunuh 13 orang, termasuk Sersan Stewart Guthrie dari Port Chalmers, polisi pertama yang tiba di tempat kejadian.

Polisi menemukan Gray keesokan harinya selama pencarian rumah demi rumah yang cermat. Ketika ia keluar dari sebuah rumah sambil menembakkan senjatanya, anggota Anti-Terrorist Squad atau Pasukan Anti-Teroris  (sekarang jadi Special Tactics Group/Kelompok Taktik Khusus) menembak dan melukainya hingga tewas.

Sejumlah orang yang terlibat dalam insiden tersebut menerima penghargaan keberanian, termasuk Guthrie, yang secara anumerta dianugerahi penghargaan George Cross atas keberaniannya.

Pembantaian itu memicu perdebatan panjang tentang pengendalian senjata di Selandia Baru dan amandemen tahun 1992 terhadap peraturan senjata api semi-otomatis ala militer. Hal ini juga tidak mencegah serangan masjid Christchurch pada 15 Maret 2019, yang menewaskan 51 orang dalam aksi teroris yang direncanakan sebelumnya.

Sebuah film karya Robert Sarkies tentang pembantaian Aramoana, Out of the blue, dirilis pada tahun 2006.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya