Italia Bongkar Jaringan Pemalsu Karya Seni Eropa, Andy Warhol dan Banksy Paling Banyak Dipalsukan

Sebanyak 38 orang yang ditangkap sedang diselidiki atas tuduhan melakukan konspirasi untuk menempa dan memperdagangkan seni kontemporer.

oleh Tim Global diperbarui 13 Nov 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi karya seni lukis.
Ilustrasi karya seni lukis. (Dok. Pauline Loroy/Unsplash)

Liputan6.com, Roma - Pihak berwenang Italia pada Senin (11/11/2024) mengatakan telah membongkar jaringan pemalsu karya seni Eropa yang membuat lukisan Warhol, Banksy, dan Picasso palsu, dan kemudian mencoba menjualnya kepada para pembeli yang tidak menaruh curiga dengan bantuan rumah lelang yang terlibat di Italia.

Tiga puluh delapan orang ditahan dalam sebuah operasi yang, menurut para pejabat, berhasil membongkar sebuah jaringan yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 200 juta euro atau sekitar Rp335 miliar dengan membanjiri pasar seni lewat karya-karya palsu.

Polisi seni Carabinieri Italia mengatakan operasi di Italia, Perancis, Spanyol dan Belgia telah menyita 2.100 karya palsu yang dikaitkan dengan Andy Warhol, Amedeo Modigliani, Banksy, Pablo Picasso, Joan Miro, Francis Bacon, Wassily Kandisky, Gustav Klimt, dan masih banyak lagi. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (13/11).

Operasi ini mengungkap jaringan pemalsu di Spanyol, Prancis, dan Belgia yang memproduksi karya-karya tersebut, kata Eurojust, badan Uni Eropa untuk kerja sama peradilan.

Pihak berwenang Italia mengatakan karya Warhol dan Banksy palsu adalah yang paling sering dipalsukan, dan karya-karya palsu tersebut dipamerkan di pameran di Mestre dan Cortona, dengan menerbitkan katalog khusus pula.

Badan kerja sama peradilan Uni Eropa, Eurojust, mengatakan operasi ini dapat dilakukan berkat keterlibatan rumah lelang di Italia yang menggunakan sertifikat dan stempel keaslian yang dipalsukan, sekitar 500 di antaranya juga disita.

Menurut para pejabat, penyelidikan dimulai pada tahun 2023 ketika pihak berwenang Italia menemukan 200 sertifikat palsu saat menggeledah rumah seorang pengusaha. Hal ini mendorong aparat berwenang untuk memantau situs e-commerce rumah lelang untuk melihat apakah ada orang-orang lain terlibat dalam jaringan tersebut.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya