Roket Starship Meledak Saat Uji Terbang, Ini Penyebabnya

Roket tampak menjadi serpihan puing-puing pesawat luar angkasa yang tak terhitung jumlahnya saat memasuki kembali atmosfer di atas Karibia. Padahal, wahana antariksa setinggi 123 meter itu berhasil lepas landas dan mencapai pemisahan tahap.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Jan 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 01:00 WIB
Roket SpaceX Meledak
Prototipe roket Starship SN8 milik SpaceX lepas landas selama uji uji coba peluncuran di fasilitas perusahaan di Boca, Chica, Texas pada Rabu (9/12/2020). Roket SpaceX meledak saat melakukan pendaratan usai menyelesaikan uji terbang. (Miguel Roberts/The Brownsville Herald via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Uji peluncuran roket Starship milik SpaceX dilakukan pada 16 Januari 2025 waktu setempat atau 17 Januari 2025 WIB. Sayangnya, Starship meleda saat uji peluncuran ketujuh ini.

Roket tampak menjadi serpihan puing-puing pesawat luar angkasa yang tak terhitung jumlahnya saat memasuki kembali atmosfer di atas Karibia. Padahal, wahana antariksa setinggi 123 meter itu berhasil lepas landas dan mencapai pemisahan tahap.

Pada pendorong tahap pertama, yang disebut Super Heavy, berhasil kembali ke Starbase untuk ditangkap secara dramatis oleh lengan "sumpit" menara peluncurannya. Sekitar delapan menit setelah penerbangan, SpaceX kehilangan kontak dengan bagian atas Starship, yang dikenal sebagai Ship.

Melansir laman Space pada Senin (20/01/2025), pesawat ruang angkasa setinggi 52 meter itu meledak di atas Samudra Atlantik dekat kepulauan Turks dan Caicos sekitar 8,5 menit setelah peluncuran. Kejadian ini menciptakan pertunjukan langit spektakuler yang disaksikan oleh banyak orang di daerah tersebut.

Jika tak terjadi ledakan, Ship masih akan meluncur cukup jauh sebelum jatuh kembali ke bumi di Samudera Hindia di pantai barat Australia, sekitar 66 menit setelah peluncuran, seperti yang dilakukan dalam tiga uji peluncuran sebelumnya.

Uji ketujuh ini juga sebenarnya disiapkan untuk menampilkan kemampuan baru dari Ship. Sekitar 17,5 menit setelah lepas kanas dari bumi, roket bagian atas itu sejatinya akan melepaskan 10 dumi satelit.

Satelit-satelit tiruan itu dibuat dengan ukuran dan bobot yang sama dengan generasi Starlink berikutnya.

Rencananya pula, para dumi satelit itu akan mengikuti trayek suborbital Ship, dan terjun ke Samudera Hindia. Ship yang kali ini diluncurkan lebih panjang 6,5 kaki karena adanya beberapa pembaruan dan modifikasi.

Sebanyak enam kali uji peluncuran Starship sebelumnya dilakukan dalam rentang April-November 2023 dan Maret, Juni, Oktober, dan November tahun lalu. SpaceX menguji penangkapan kembali Super Heavy pada uji keenam tapi terjadi masalah komunikasi dengan menara peluncuran.

Dampaknya uji lengan capit menangkap Super Heavy dibatalkan, dan roket dialihkan jatuh di perairan Teluk Meksiko. CEO SpaceX, Elon Musk memberikan penjelasan terkait dengan insiden roket Starship yang mengalami kegagalan dalam uji terbang melalui laman X pribadinya.

Menurutnya, penyelidikan awal menunjukkan adanya kebocoran bahan bakar di rongga di atas sekat api mesin kapal yang cukup besar untuk menciptakan tekanan yang melebihi kapasitas ventilasi.

"Kami akan menambahkan pencegah kebakaran pada volume tersebut dan mungkin menambah area ventilasi. Sejauh ini belum ada yang menunjukkan peluncuran berikutnya akan ditunda hingga bulan depan," tulis Musk pada Kamis (16/01/2025).

Ia juga menyebut versi perbaikan dari Ship dan Booster sudah siap untuk peluncuran selanjutnya. Meskipun belum ada jadwal pasti yang diumumkan untuk uji coba berikutnya.

Sementara itu, Administrator NASA Bill Nelson memberi selamat kepada SpaceX setelah peluncuran Booster sambil mengakui tantangan penerbangan antariksa melalui platfrom X.

"Selamat kepada SpaceX atas uji terbang Starship yang ketujuh dan keberhasilan kedua dalam menangkap pendorong roket. Penerbangan antariksa tidaklah mudah," tulis Nelson.

SpaceX tengah mengembangkan Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat saat ini. Roket ini akan digunakan untuk membantu manusia menetap di bulan dan Mars, di antara misi antariksa selanjutnya.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya