Liputan6.com, Jakarta - National Aeronautics and Space Administration (NASA) tengah memantau pergerakan sebuah asteroid kecil bernama 2024 PT5. NASA melalui radar Goldstone Solar System berhasil mendeteksi asteroid tersebut bergerak mendekati bumi, bahkan pada jarak lima kali lebih jauh dari jarak bumi ke bulan.
Melansir laman SciTechDaily pada Rabu (22/01/2025), asteroid ini pertama kali ditemukan pada 7 Agustus 2024 oleh teleskop ATLAS milik Universitas Hawaii di Sutherland, Afrika Selatan. Dengan ukuran sekitar 10 meter, 2024 PT5 tergolong asteroid kecil yang tidak menimbulkan ancaman bagi bumi.
Uniknya, asteroid 2024 PT5 memiliki orbit yang mirip dengan bumi saat mengelilingi matahari, sehingga dianggap sebagai "sahabat sementara" bumi. Selama beberapa bulan terakhir, jarak asteroid ini tercatat sembilan kali lebih jauh dari bulan.
Advertisement
Baca Juga
Namun, 2024 PT5 tidak pernah cukup dekat untuk terpengaruh oleh gravitasi bumi. Walaupun tidak memenuhi syarat sebagai "mini-moon" atau bulan kecil, orbitnya yang unik membuatnya menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
NASA memanfaatkan radar Goldstone untuk mengumpulkan data mendalam tentang karakteristik fisik dan orbit asteroid ini. Pengamatan intensif dilakukan terutama saat asteroid mencapai jarak terdekatnya dengan bumi pada Januari 2025, yaitu sejauh lima kali jarak bumi ke bulan atau sekitar 1,92 juta kilometer.
Data dari radar ini membantu para ilmuwan mempelajari bentuk, ukuran, rotasi, dan komposisi permukaan asteroid secara lebih rinci. Menurut Center for Near Earth Object Studies (CNEOS) di Jet Propulsion Laboratory (JPL), NASA, para ilmuwan menduga bahwa asteroid 2024 PT5 mungkin merupakan pecahan batu besar dari permukaan bulan yang terlempar ke luar angkasa akibat tabrakan asteroid di masa lalu.
Tabrakan kosmik ini meninggalkan puing-puing yang kemudian memasuki orbit dekat bumi. Spekulasi lainnya menyebutkan bahwa orbit serupa bumi juga kerap dikaitkan dengan sisa-sisa puing roket dari misi luar angkasa sebelumnya.
Objek Alami
Namun, berdasarkan analisis spektral dan data radar terbaru, para ahli memastikan bahwa 2024 PT5 adalah objek alami, bukan benda buatan manusia. Pemantauan benda langit seperti 2024 PT5 merupakan bagian dari program Near-Earth Object Observations Program (NEOO) yang bertujuan mendeteksi, melacak, dan mengkarakterisasi asteroid dan komet yang mendekati bumi.
Program ini sangat penting dalam mendukung Planetary Defense Coordination Office (PDCO) NASA, yang bertugas merumuskan strategi perlindungan bumi dari potensi ancaman benda-benda angkasa. Radar Goldstone dan teleskop ATLAS menjadi alat vital dalam misi ini.
ATLAS, atau Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System, adalah sistem teleskop yang dirancang khusus untuk memberikan peringatan dini tentang benda-benda kecil yang mendekati bumi. Teleskop ini mampu memantau seluruh langit malam setiap dua malam sekali. Berkat pengamatan berkelanjutan dari sistem ini, para ilmuwan dapat memperkirakan lintasan objek yang berpotensi bahaya seperti asteroid 2024 PT5.
Selain radar Goldstone, Deep Space Network (DSN) juga memainkan peran penting dalam komunikasi dan pemantauan benda langit. DSN adalah jaringan antena raksasa yang dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory di California.
Jaringan ini digunakan tidak hanya untuk memantau asteroid tetapi juga untuk komunikasi dengan pesawat ruang angkasa yang menjelajahi tata surya. Meskipun asteroid 2024 PT5 tidak menimbulkan ancaman langsung, pengamatan terhadap benda ini memiliki dampak besar bagi ilmu pengetahuan dan pertahanan planet.
Studi mendalam tentang orbit dan karakteristik fisiknya membantu meningkatkan pemahaman manusia tentang dinamika tata surya dan potensi risiko yang dihadapi bumi. Selain itu, penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teknologi mitigasi untuk mengalihkan jalur asteroid yang mungkin berbahaya di masa depan.
(Tifani)
Advertisement