Arab Saudi Rayu AS dengan Investasi USD 600 Miliar, Trump Nego USD 1 Triliun

Akankah hubungan AS dan Arab Saudi semesra periode pertama pemerintahan Trump?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Jan 2025, 10:18 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 10:18 WIB
Donald Trump Bertemu Pangeran Mohammed bin Salman di Gedung Putih pada 2018.
Donald Trump Bertemu Pangeran Mohammed bin Salman di Gedung Putih pada 2018. (Dok. AP Photo/Evan Vucci)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington, DC - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan pihaknya berencana menginvestasikan USD 600 miliar di Amerika Serikat (AS) dalam empat tahun ke depan. Pernyataan ini disampaikannya setelah Donald Trump menyinggung "harga" bila Arab Saudi ingin menjadi destinasi pertama lawatannya.

Perjalanan Trump ke Arab Saudi pada 2017 mengubah tradisi perjalanan luar negeri pertama presiden AS yang biasanya ke Inggris. Perjalanan itu juga menegaskan hubungan erat antara pemerintahannya dengan penguasa negara-negara Teluk yang kaya minyak, sementara perusahaan real estate Trump sendiri telah menjalin banyak kesepakatan di kawasan tersebut. Demikian seperti dikutip dari kantor berita AP, Sabtu (25/1/2025).

Pernyataan Pangeran Mohammed bin Salman, yang dilaporkan pada Kamis (23/1) pagi oleh Saudi Press Agency, muncul setelah percakapan teleponnya dengan Trump. Itu merupakan percakapan pertama Trump dengan pemimpin asing sejak pelantikannya pada Senin (20/1).

"Putra Mahkota menegaskan niat kerajaan untuk memperluas investasi dan perdagangan dengan Amerika Serikat selama empat tahun ke depan, dengan jumlah USD 600 miliar, dan kemungkinan lebih dari itu," bunyi laporan Saudi Press Agency.

Laporan itu tidak merinci di bidang apa saja investasi dan perdagangan akan dijalankan. Dalam beberapa tahun terakhir, AS semakin mengurangi ketergantungan pada ekspor minyak Arab Saudi, yang selama ini menjadi landasan hubungan mereka selama beberapa dekade. Namun, dana investasi negara (sovereign wealth funds) Arab Saudi telah berinvestasi besar di perusahaan-perusahaan AS, serta mulai melihat sektor olahraga sebagai potensi investasi.

Arab Saudi, bagaimanapun, masih sangat bergantung pada sistem senjata dan pertahanan buatan AS, yang mungkin juga menjadi bagian dari investasi tersebut.

Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mengakui percakapan Trump dan Mohammed bin Salman, mengatakan kedua pemimpin membahas upaya untuk membawa stabilitas ke Timur Tengah, memperkuat keamanan regional, dan memerangi terorisme.

"Selain itu, mereka juga membahas ambisi ekonomi internasional Kerajaan Arab Saudi dalam empat tahun ke depan serta perdagangan dan peluang lain untuk meningkatkan kesejahteraan bersama antara AS dan kerajaan Saudi," demikian pernyataan Gedung Putih, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

 

Optimisme Trump

Donald Trump Bertemu Pangeran Mohammed bin Salman di Gedung Putih
Presiden AS Donald Trump dan Pangeran Mohammed bin Salman dari Arab Saudi menuju ruang makan resmi Gedung Putih, Selasa (14/3/2018). (Dok. NICHOLAS KAMM/AFP)... Selengkapnya

Pada Senin setelah pelantikannya, Trump menyebutkan kemungkinan untuk kembali menjadikan Arab Saudi sebagai tujuan pertama lawatannya, seperti yang dilakukan pada 2017.

"Perjalanan luar negeri pertama biasanya ke Inggris, tapi ... saya melakukannya ke Arab Saudi terakhir kali karena mereka setuju membeli produk-produk kita senilai USD 450 miliar," ujar Trump kepada wartawan di Oval Office. "Jika Arab Saudi ingin membeli lagi USD 450 miliar atau USD 500 miliar —kita bisa sesuaikan untuk inflasi— saya rasa saya akan ke sana lagi."

Terkait perjalanan ke Arab Saudi, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan pada Kamis, "Saya tidak mengetahui adanya rencana saat ini."

Pada masa jabatan pertamanya, Trump mempertahankan hubungan dekat dengan Arab Saudi, bahkan setelah Putra Mahkota Mohammed bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, di Istanbul pada 2018.

Janji investasi senilai USD 600 miliar ini, yang jauh lebih besar dari Produk Domestik Bruto banyak negara, muncul saat Arab Saudi menghadapi tekanan anggaran. Harga minyak global tetap tertekan bertahun-tahun setelah pandemi COVID-19, memengaruhi pendapatan Arab Saudi.

Di sisi lain, Pangeran Mohammed bin Salman juga berencana melanjutkan proyek senilai USD 500 miliar untuk membangun NEOM, sebuah kota baru di gurun barat Arab Saudi dekat Laut Merah. Proyek ini membutuhkan pembangunan stadion dan infrastruktur senilai puluhan miliar dolar, terutama untuk persiapan menyambut Piala Dunia FIFA 2034.

Kemudian saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Kamis, Trump mengungkapkan bahwa dia mungkin bisa meningkatkan total investasi yang diusulkan Arab Saudi.

"Saya akan meminta putra mahkota, sosok yang luar biasa, untuk membulatkannya menjadi sekitar USD 1 triliun," tutur Trump melalui panggilan video. "Saya rasa mereka akan melakukannya karena kami sangat baik kepada mereka."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya