Sebuah skandal serius sekaligus memalukan menerpa pemerintahan Republik Georgia. Jaksa menginvestigasi Presiden Mikheil Saakashvili yang diduga menggunakan uang negara hingga ribuan dolar untuk menjalani perawatan Botox di Amerika Serikat.
"Investigasi berskala luas diluncurkan atas dugaan penyalahgunaan uang negara," ujar juru bicara Kejaksaan, Khatuna Paichadze seperti dimuat News.com.au, Sabtu (1/6/2013).
Namun, ia tak menyebut persis soal subyek penyelidikan yang dilakukan. "Kejaksaan memiliki wewenang untuk memeriksa siapapun yang diduga terkait. Bahkan Presiden Georgia sekalipun," tegas dia.
Berdasarkan dokumen yang diungkap saluran televisi anti-Saakashvili, sang presiden diduga membelanjakan uang rakyat sebesar lebih dari US$ 11.000 atau Rp 107 juta untuk menjalani prosedur kosmetik saat berkunjung ke New York pada tahun 2009 dan 2011.
Dokumen tersebut juga menyebut, Saakashvili membelanjakan anggaran negara di Inggris sebesar US$ 9 ribu atau Rp 88 juta. Hanya demi selembar foto telanjang milik artis AS, yang identitasnya tak disebut.
Sementara, kuasa hukum partai Saakashvili, United National Movement, Givi Targamadze mempertanyakan keaslian dokumen itu.
Ia juga mengingatkan kembali atas kasus sebelumnya, klaim awal tahun lalu -- yang kemudian dibantah habis-habisan, soal dugaan presiden menghabiskan dana negara di sauna dengan mantan presiden Ukraina Viktor Yushchenko.
Sebelumnya, Saakashvili, yang harus mundur ketika masa jabatan kedua sebagai presiden berakhir pada bulan Oktober, menuduh PM Bidzina Ivanishvili melakukan perburuan bermotif politik terhadap dirinya dan para pendukungnya.
Pekan lalu, pihak berwenang menangkap mantan perdana menteri Vano Merabishvili, salah satu sekutu terdekat Saakashvili, terkait kasus korupsi dan penyalahgunaan dana listrik.
Setelah mengambil alih kekuasaan di tahun 2003 dalam "Revolusi Mawar" yang menggulingkan mantan elit Soviet, Saakashvili memimpin negaranya yang beralih pro-Barat. Namun pengaruhnya telah jatuh secara drastis sejak partainya kalah dalam pemilihan parlemen. (Ein/Ary)
"Investigasi berskala luas diluncurkan atas dugaan penyalahgunaan uang negara," ujar juru bicara Kejaksaan, Khatuna Paichadze seperti dimuat News.com.au, Sabtu (1/6/2013).
Namun, ia tak menyebut persis soal subyek penyelidikan yang dilakukan. "Kejaksaan memiliki wewenang untuk memeriksa siapapun yang diduga terkait. Bahkan Presiden Georgia sekalipun," tegas dia.
Berdasarkan dokumen yang diungkap saluran televisi anti-Saakashvili, sang presiden diduga membelanjakan uang rakyat sebesar lebih dari US$ 11.000 atau Rp 107 juta untuk menjalani prosedur kosmetik saat berkunjung ke New York pada tahun 2009 dan 2011.
Dokumen tersebut juga menyebut, Saakashvili membelanjakan anggaran negara di Inggris sebesar US$ 9 ribu atau Rp 88 juta. Hanya demi selembar foto telanjang milik artis AS, yang identitasnya tak disebut.
Sementara, kuasa hukum partai Saakashvili, United National Movement, Givi Targamadze mempertanyakan keaslian dokumen itu.
Ia juga mengingatkan kembali atas kasus sebelumnya, klaim awal tahun lalu -- yang kemudian dibantah habis-habisan, soal dugaan presiden menghabiskan dana negara di sauna dengan mantan presiden Ukraina Viktor Yushchenko.
Sebelumnya, Saakashvili, yang harus mundur ketika masa jabatan kedua sebagai presiden berakhir pada bulan Oktober, menuduh PM Bidzina Ivanishvili melakukan perburuan bermotif politik terhadap dirinya dan para pendukungnya.
Pekan lalu, pihak berwenang menangkap mantan perdana menteri Vano Merabishvili, salah satu sekutu terdekat Saakashvili, terkait kasus korupsi dan penyalahgunaan dana listrik.
Setelah mengambil alih kekuasaan di tahun 2003 dalam "Revolusi Mawar" yang menggulingkan mantan elit Soviet, Saakashvili memimpin negaranya yang beralih pro-Barat. Namun pengaruhnya telah jatuh secara drastis sejak partainya kalah dalam pemilihan parlemen. (Ein/Ary)