Melihat Industri Mainan Tradisional di Seiffen

Warga Seiffen, Jerman, tetap setia pada mainan tradisional yang turun-temurun dibuat sejak 400 tahun silam, yaitu berbagai mainan kayu yang dipahat atau diukir.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Des 2003, 14:44 WIB
Diterbitkan 28 Des 2003, 14:44 WIB
281203bLnMainan2.jpg
Liputan6.com, Seiffen: Teknologi yang terus berkembang boleh saja memungkinkan adanya inovasi dalam dunia mainan anak-anak. Video game, mobil-mobilan radio control, serta banyak mainan lainnya yang menggunakan teknologi tinggi pun tercipta. Namun, bagi warga Seiffen, kota kecil di Jerman, mainan baru tak terlalu menggoda. Mereka tetap setia pada mainan tradisional yang sudah turun-temurun dibuat sejak 400 tahun silam, yaitu berbagai mainan kayu yang dipahat atau diukir. Itulah sebabnya, sulit menemukan toko yang menjual video game atau mainan elektronik lainnya. Bahkan, pada akhirnya, Kota Seiffen dikenal sebagai tempat para perajin mainan tardisional.

Ada sekitar 120 keluarga yang bekerja di bengkel-bengkel pembuat mainan di Seiffen. Industri ini mampu menghasilkan jutaan pesanan dari domestik maupun mancanegara setiap tahunnya. Umumnya, mainan kayu ini sangat mencolok dijual di toko-toko setempat bila musim liburan tiba, seperti yang terlihat baru-baru ini. Ada mainan kayu, berupa bangunan berbentuk kubah lengkap dengan sejumlah orang di dalamnya. Ada mobil-mobilan, ada juga satu set prajurit Eropa. Meski tak menggunakan baterai, kehadiran mainan ini tetap dinanti anak-anak.

Industri mainan kayu di Seiffen berawal dari berakhirnya industri pertambangan di Seiffen. Selama 700 tahun, Seiffen menjadi pusat pertambangan perak. Setelah tambang ditutup, mata pencaharian warga beralih ke kerajinan pahat. Usaha ini ternyata berhasil menjadi industri rumah tangga yang mampu bertahan hingga kini.(SID/Indreswari)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya