Berkat kerja kerasnya dalam memantau, mengawasi, dan memusnahkan senjata kimia pemusnah massal di Suriah, Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) meraih Nobel Perdamaian.
"Nobel Perdamaian 2013 dimenangkan organisasi yang berwenang dalam mengawasi penggunaan senjata kimia OPCW," demikian pernyataan yang dirilis Nobelprize.org, Jumat (11/10/2013).
OPCW, Badan Pemantau yang bermarkas di Den Haag, Belanda, ini mengalahkan kandidat lain, yakni gadis pejuang perdamaian di Pakistan yang pernah ditembak Taliban, Malala Yousafzai; Denis Mukwege--ginekolog yang menjadi pahlawan bagi korban pemerkosaan di Kongo.
Selain itu, kandidat lain adalah pembocor rahasia AS ke Wikileaks Bradley Manning, dan Maggie Gobran--lmuwan komputer Mesir yang meninggalkan karier akademisnya dan menjadi seorang biarawati Kristen Koptik serta mendirikan yayasan amal untuk anak.
Komite Nobel menyatakan, sejak berdiri pada 1997, OPCW telah berhasil mengimplementasikan konvensi dalam mengawasi dan memusnahkan senjata kimia. Sebanyak 189 negara sudah menerapkan konvensi tersebut hingga sekarang," tulis pernyataan Komite Nobel.
Saat ini, OPCW sedang bekerja keras untuk memonitor pelucutan dan pemusnahan senjata dan fasilitas kimia Suriah. Hal tersebut dijalankan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dalam tragedi senjata kimia di Suriah pada Rabu 21 Agustus dini hari itu, sekitar 1.300 pria, wanita, bahkan anak anak tewas dalam serangan sadis roket gas beracun. Di Ghouta, Tarma, Zamalka, dan Jobar.
Wajah-wajah tak berdosa terbaring di rumah sakit. Mereka yang saat kejadian sedang tertidur lelap, tak sadar nyawa telah lepas dari raga. Saat terbangun, mereka ada di dunia lain.
Sekitar 30 pakar senjata OPCW dan pekerja logistik PBB kini berada di Suriah. Mereka mulai menghancurkan fasilitas-fasilitas pembuat senjata kimia Suriah.
Pada Selasa 8 Oktober 2013 lalu, OPCW menyatakan, akan mengirim pengawas senjata lagi untuk mempercepat proses peluncuran senjata di Suriah yang dilanda perang saudara sejak Maret 2011. (Riz/Yus)
Pemantau Senjata Pemusnah Massal Suriah Raih Nobel Perdamaian
Dalam tragedi senjata kimia di Suriah, sekitar 1.300 pria, wanita, bahkan anak anak tewas dalam serangan sadis roket gas beracun.
diperbarui 11 Okt 2013, 17:10 WIBDiterbitkan 11 Okt 2013, 17:10 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Makna Mendalam Lagu 'I Can Do It with a Broken Heart' oleh Taylor Swift
Tak Banyak yang Tahu, Ini Cara Mengolah Buah Mahkota Dewa agar Efektif untuk Asam Urat
Konsisten Layani dan Berdayakan UMKM, BRI Catakan Laba Bersih Rp60,64 Triliun
Liverpool Masih Anggap Penting Darwin Nunez
Arti Mimpi Digigit Ular dalam Islam: Tafsir dan Makna Spiritual
Rahasia Bika Ambon Bersarang Sempurna: Panduan Lengkap dari Pemula hingga Ahli
Jaksa Bui Penikmat Kredit BUMN Bernilai Rp8 Miliar, Cuma Mampu Bayar Rp23 Juta
Wakil Ketua DPR Apresiasi Pemerintah Tak Pangkas Anggaran Bansos: Keputusan Tepat
Sering Diremehkan, Daun Binahong Ternyata Ampuh Atasi Asam Urat dan Gula Darah
Indonesia Lolos ke Perempat Final Badminton Asia Mixed Team Championship 2025
Cara Menggunakan Autogate Imigrasi di Bandara, Mudah dan Cepat
Komisi III Minta Efisiensi Anggaran Tidak Mengurangi Proses Penegakan Hukum