Kisah Nyata Drakula, Sang Pangeran Haus Darah

Drakula dalam novel Bram Stoker sama sekali tak nyata. Cuma imajinasi. Namun, faktanya, ia terinspirasi sosok yang haus darah.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 02 Nov 2013, 00:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2013, 00:00 WIB
vlad-tepes131101c.jpg
Tahun 1897 lalu, Bram Stoker menciptakan novel yang terkenal sepanjang masa. Dengan tokoh yang bikin merinding sampai saat ini, jadi acuan film horor yang tak terbilang jumlahnya, acara televisi, dan banyak cerita vampir mengerikan: Drakula.

Memang, Drakula dalam novel Stoker sama sekali tak ada. Cuma imajinasi. Namun, faktanya, ia terinspirasi oleh sosok nyata yang haus darah. Namanya, Vlad III, Pangeran Wallachia -- yang juga terdengar dengan julukan  Vlad the Impaler. Si penyula.

Penyulaan adalah cara penyiksaan yang amat kejam. Menggunakan kayu sebesar lengan yang ujungnya dilancipkan. Vlad III lahir pada 1431 di Transylvania, kawasan pegunungan di Romania. Ayahya adalah Vlad II Dracul, penguasa Wallachia, kerajaan di selatan Transylvania. Dracul adalah gelar yang berarti 'naga', berkat keterlibatannya di Order of the Dragon, orde militer Kristen yang didukung Kekaisaran Suci Romawi.

Saat masih muda, Vlad III sempat ditawan Kekaisaran Ottoman di Turki. Selama itu, ia dan adiknya diajari berbagai ilmu pengetahuan, filsafat dan seni. Vlad juga menjadi penunggang kuda dan prajurit yang terampil. Ada juga laporan yang menyebut ia ditahan dan disiksa. Juga diduga menjadi saksi penyulaan yang dilakukan Kekaisaran Ottoman.

Seluruh keluarga Vlad  yang lain bernasib lebih buruk: ayahnya digulingkan sebagai penguasa Wallachia oleh panglima perang lokal dan dibunuh di rawa-rawa dekat Balteni tahun 1447 . Kakak Vlad, Mircea, disiksa sampai buta dan dikubur hidup-hidup.

Apakah itu yang membuat Vlad III menjadi bukan main kejam? Masih jadi spekulasi sejarah. Setelah keluarganya terbunuh, ia dibebaskan dan berhasil memerintah Wallachia.

Bantai Puluhan Ribu Orang

Untuk mengkonsolidasikan kekuasan, Vlad mengundang ratusan bangsawan, menikam mereka hingga tewas, lalu jasadnya disula. Puluhan pedagang Saxon di Kronstadt, yang pernah bersekutu dengan para bangsawan juga dihabisi dengan cara yang sama pada 1459.

Vlad III kemudian melawan balik Ottoman. Suatu hari di tahun 1462, ia menulis pada sekutu militernya. "Aku membunuh petani, pria, wanita, orang tua dan mereka yang masih muda, mereka yang tinggal di Oblucitza dan Novoselo, di mana Danube mengalir menuju laut.....Kami membunuh 23.884 orang Turki, tak termasuk mereka yang tewas saat rumahnya dibakar atau yang kepalanya dipenggal oleh tentara kami. Jadi  Yang Mulia, Anda harus tahu bahwa saya telah melanggar perdamaian," tulis dia, seperti Liputan6.com kutip dari situs LiveScience, 1 Oktober 2013.

Kemenangan Vlad atas pasukan Ottoman dirayakan di Wallachia, Transylvania, bahkan Eropa. Membuat Paus Pius II terkesan.

Namun, tangannya yang berlumuran darah membuatnya punya reputasi gelap. Ia konon tega menggelar pesta makan malam di antara tubuh tentara lawan yang disuka. Bahkan ada yang menyebut, ia melahap roti yang dicelup ke darah para korbannya. Dua cerita itu belum tentu benar, namun kesadisannya yang kelewat batas menyebar seantero Eropa.

Total, Vlad dan pasukannya membunuh 80 ribu orang dengan berbagai cara, termasuk 20 ribu disula dan dipamerkan di luar Kota Targoviste.

Pemandangan sadis yang menjijikan itu sampai-sampai membuat Sultan Ottoman, Mehmed II, yang akan menyerangnya, balik kanan dan pulang ke Konstatinopel.

Hidup Vlad berakhir 1476, saat ia dikepung, terdesak, dan akhirnya tewas. Kepalanya yang dikirim ke Mehmed II dipamerkan di gerbang Kota Konstatinopel.

Moyang Pangeran Charles



Vlad III alias Drakula kini dijadikan daya tarik Rumania untuk menarik wisawatan asing, terutama dari Inggris. Menggunakan strategi pemasaran unik, dengan menghubung-hubungkan Keluarga Kerajaan Inggris, terutama Pangeran Charles, dengan Vlad III.

Diyakini keterkaitan keluarga Kerajaan Inggris dengan Valad berasal dari Ratu Mary, istri George V, buyut dari Pangeran Charles.

Tak hanya itu, sepupu dari kakek buyut putra mahkota Inggris itu, Marie menikahi putra mahkota Romania dan terus memerintah negara di Eropa Timur itu bahkan setelah Perang Dunia I

Aksi Rumania dikipas-kipasi pernyataan Pangeran Charles sendiri tahun lalu, meski dengan nada bercanda, ia mengaku punya kaitan dengan Vlad, saat mempromposiklan pelestarian hutan di kawasan Transylvania, Rumania.

"Silsilah menunjukkan, saya adalah keturunan Vlad. Jadi aku punya keterkaitan dengan negara ini," kata dia, tahun 2012 lalu. (Ein/Mvi)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya