Hidup dan segala perjuangan Nelson Mandela paripurna di usia 95 tahun. Ia meninggal dunia dengan tenang di rumahnya di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis 5 Desember 2013 pukul 20.50 waktu setempat.
Wafatnya Mandela ditangisi dunia, tak terkecuali Presiden Barack Obama. "AS kehilangan sahabat dekat, Afrika Selatan kehilangan sang pembebas yang tak tertandingi, dan dunia kehilangan inspirasi kemerdekaan, keadilan, dan penghargaan atas martabat manusia," kata Obama seperti dimuat USA Today, 6 Desember 2013.
Menurut Obama, Mandela mengubah Afrika dan menggerakkan dunia. "Perjalanannya dari seorang narapidana menjadi presiden adalah perwujudan janji bahwa umat manusia -- dan negara-negara di dunia -- bisa berubah menjadi lebih baik." Dan warisan berharga Mandela adalah jiwanya yang luar biasa besar: membuat bangsanya bisa menerima dengan damai sejarahnya yang gelap.
Dan, hingga Senin mendatang, bendera Amerika Serikat dikibarkan setengah tiang.
Sedemikian besar penghormatan AS, khususnya Obama pada Mandela. Namun, tak banyak yang tahu, Nelson Mandela pernah ada dalam daftar teroris Negeri Paman Sam.
Beberapa dekade lalu, organisasi Mandela African National Congress (ANC) dianggap sebagai organisasi teroris oleh Afrika Selatan dan AS, karena perjuangan bersenjata melawan rezim apartheid. Mandela masuk daftar yang diawasi. Dianggap 'teroris'.
Presiden AS Ronald Reagan di tahun 1980-an menyebut ANC sebagai "organisasi teroris" dan menolak menerapkan sanksi terhadap pemerintahan apartheid Afrika Selatan.
Pun dengan Perdana Menteri Margaret Thatcher yang melabeli Mandela sebagai teroris pada 1987. Label itu baru dicabut pada pemerintahan PM David Cameron tahun 2006.
CIA Bantu Tangkap Mandela
Tak hanya melabeli 'teroris', CIA bahkan dilaporkan membantu penangkapan Mandela pada 1962 -- yang membuatnya dipenjara selama 27 tahun.
Seorang agen mata-mata CIA yang menyusup ke ANC memberikan informasi penting yang mengarah pada penangkapannya ke aparat Afsel. Seperti dimuat Johannesburg Sunday Times, tahun 1990 silam, agen itu bernama Millard Shirley.
"Kami telah menyerahkan Mandela ke aparat keamanan Afsel. Kami memberi mereka setiap detil informasi, apa yang akan ia kenakan, waktu, dan di mana ia akan berada," kata seorang agen senior CIA, dalam sebuah laporan rahasia yang dipublikasikan, seperti Liputan6.com kutip dari New York Times 10 Juni 1990.
Apa alasan AS membantu pemerintah apartheid Afsel? Disebutkan, CIA bersedia untuk membantu menangkap Mandela karena khawatir keberhasilan gerakan nasionalis akan mengancam pemerintahan Afsel yang dianggap sebagai mitra.
Tak hanya itu, ekspansi gerakan di luar batas wilayah Afsel ditakutkan akan mengacaukan stabilitas kawasan Afrika.
Mantan pejabat intelijen Afsel, Gerard Ludi mengungkapkan, sebelum penangkapan Mandela, CIA menyusupkan agennya yang menyamar ke kelompok ANC di Durban.
Agen itu mensuplai data aktivitas organisasi, termasuk tentang di mana Mandela yang saat itu menjadi buronan.
Suatu pagi, setelah pesta makan malam rahasia dengan anggota ANC lainnya di Durban, Mandela -- yang menyamar sebagai sopir dan turun ke jalanan, berhasil dikenali, dan ditangkap .
Dihapus George W Bush
Adalah Presiden George W Bush pada 2008 yang menandatangani UU untuk menghapus nama Nelson Mandela dan sejumlah pemimpin Afrika Selatan dari daftar teroris.
Dengan UU tersebut, Mandela dan anggota ANC bisa bepergian ke AS tanpa perkecualian. Sebelumnya, mereka bisa mengunjungi markas PBB di New York, tapi jangan harap bisa menjejakkan kaki di Washington DC atau bagian lain AS.
Menlu AS Condoleezza Rice saat itu menyebut pembatasan itu sebagai hal memalukan. "Agak memalukan saat aku harus menepis rekan saya, Menlu Afrika Selatan, belum lagi pemimpin besar Nelson Mandela," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC, 1 Juli 2008.
Dan, di tahun yang sama, beberapa hari sebelum ulang tahun ke-90 Mandela yang lahir 18 Juli 1918, AS memberinya hadiah istimewa: menghapus namanya dari daftar 'teroris' yang sudah diberlakukan selama beberapa dekade.
Saat nama Mandela akhirnya dihapus, senator yang kini jadi Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengaku lega. "Dia tidak lagi ada di daftar pengawasan teror pemerintah kita (AS), dan saya gembira melihat RUU ini akhirnya disahkan." (Ein/Mut)
Wafatnya Mandela ditangisi dunia, tak terkecuali Presiden Barack Obama. "AS kehilangan sahabat dekat, Afrika Selatan kehilangan sang pembebas yang tak tertandingi, dan dunia kehilangan inspirasi kemerdekaan, keadilan, dan penghargaan atas martabat manusia," kata Obama seperti dimuat USA Today, 6 Desember 2013.
Menurut Obama, Mandela mengubah Afrika dan menggerakkan dunia. "Perjalanannya dari seorang narapidana menjadi presiden adalah perwujudan janji bahwa umat manusia -- dan negara-negara di dunia -- bisa berubah menjadi lebih baik." Dan warisan berharga Mandela adalah jiwanya yang luar biasa besar: membuat bangsanya bisa menerima dengan damai sejarahnya yang gelap.
Dan, hingga Senin mendatang, bendera Amerika Serikat dikibarkan setengah tiang.
Sedemikian besar penghormatan AS, khususnya Obama pada Mandela. Namun, tak banyak yang tahu, Nelson Mandela pernah ada dalam daftar teroris Negeri Paman Sam.
Beberapa dekade lalu, organisasi Mandela African National Congress (ANC) dianggap sebagai organisasi teroris oleh Afrika Selatan dan AS, karena perjuangan bersenjata melawan rezim apartheid. Mandela masuk daftar yang diawasi. Dianggap 'teroris'.
Presiden AS Ronald Reagan di tahun 1980-an menyebut ANC sebagai "organisasi teroris" dan menolak menerapkan sanksi terhadap pemerintahan apartheid Afrika Selatan.
Pun dengan Perdana Menteri Margaret Thatcher yang melabeli Mandela sebagai teroris pada 1987. Label itu baru dicabut pada pemerintahan PM David Cameron tahun 2006.
CIA Bantu Tangkap Mandela
Tak hanya melabeli 'teroris', CIA bahkan dilaporkan membantu penangkapan Mandela pada 1962 -- yang membuatnya dipenjara selama 27 tahun.
Seorang agen mata-mata CIA yang menyusup ke ANC memberikan informasi penting yang mengarah pada penangkapannya ke aparat Afsel. Seperti dimuat Johannesburg Sunday Times, tahun 1990 silam, agen itu bernama Millard Shirley.
"Kami telah menyerahkan Mandela ke aparat keamanan Afsel. Kami memberi mereka setiap detil informasi, apa yang akan ia kenakan, waktu, dan di mana ia akan berada," kata seorang agen senior CIA, dalam sebuah laporan rahasia yang dipublikasikan, seperti Liputan6.com kutip dari New York Times 10 Juni 1990.
Apa alasan AS membantu pemerintah apartheid Afsel? Disebutkan, CIA bersedia untuk membantu menangkap Mandela karena khawatir keberhasilan gerakan nasionalis akan mengancam pemerintahan Afsel yang dianggap sebagai mitra.
Tak hanya itu, ekspansi gerakan di luar batas wilayah Afsel ditakutkan akan mengacaukan stabilitas kawasan Afrika.
Mantan pejabat intelijen Afsel, Gerard Ludi mengungkapkan, sebelum penangkapan Mandela, CIA menyusupkan agennya yang menyamar ke kelompok ANC di Durban.
Agen itu mensuplai data aktivitas organisasi, termasuk tentang di mana Mandela yang saat itu menjadi buronan.
Suatu pagi, setelah pesta makan malam rahasia dengan anggota ANC lainnya di Durban, Mandela -- yang menyamar sebagai sopir dan turun ke jalanan, berhasil dikenali, dan ditangkap .
Dihapus George W Bush
Adalah Presiden George W Bush pada 2008 yang menandatangani UU untuk menghapus nama Nelson Mandela dan sejumlah pemimpin Afrika Selatan dari daftar teroris.
Dengan UU tersebut, Mandela dan anggota ANC bisa bepergian ke AS tanpa perkecualian. Sebelumnya, mereka bisa mengunjungi markas PBB di New York, tapi jangan harap bisa menjejakkan kaki di Washington DC atau bagian lain AS.
Menlu AS Condoleezza Rice saat itu menyebut pembatasan itu sebagai hal memalukan. "Agak memalukan saat aku harus menepis rekan saya, Menlu Afrika Selatan, belum lagi pemimpin besar Nelson Mandela," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC, 1 Juli 2008.
Dan, di tahun yang sama, beberapa hari sebelum ulang tahun ke-90 Mandela yang lahir 18 Juli 1918, AS memberinya hadiah istimewa: menghapus namanya dari daftar 'teroris' yang sudah diberlakukan selama beberapa dekade.
Saat nama Mandela akhirnya dihapus, senator yang kini jadi Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengaku lega. "Dia tidak lagi ada di daftar pengawasan teror pemerintah kita (AS), dan saya gembira melihat RUU ini akhirnya disahkan." (Ein/Mut)