John Kerry, Pluralisme, dan Masjid Istiqlal

Menlu AS John Kerry menilai letak Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral merupakan bukti tingginya toleransi antaragama.

oleh Riz diperbarui 18 Feb 2014, 00:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2014, 00:30 WIB
john-kerry-istiqlal-140217c.jpg
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John F Kerry ternyata sudah beberapa kali menyambangi Jakarta. Ketika itu, ia masih menjabat sebagai senator AS.

Kerry mengaku senang berada di Jakarta. Menlu pengganti Hillary Clinton itu menikmati beberapa tempat di Jakarta, termasuk Masjid Istiqlal.

Minggu 16 Februari 2014 Kerry mendapat kesempatan untuk mengunjungi Masjid Istiqlal yang terletak di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat. Bisa dibilang, lawatan ini merupakan napak tilas lawatan sebelumnya oleh Presiden AS Barack Obama beberapa tahun lalu ke Istiqlal.

"Assalamualaikum...," ucap Kerry menceritakan pengalamannya berada di Istiqal, dalam konferensi pers bersama Menlu Marty Natalegawa di Gedung Pancasila, Kantor Kemenlu, Jakarta, Senin 17 Februari 2014.

"Di sana, saya menjadi tamu di tempat ibadah di salah satu masjid terbesar dunia itu, bangunan yang menjadi simbol kepercayaan dan kekuatan," imbuh dia.

Kerry datang bersama Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia Robert O Blake Jr. Selama berkeliling kompleks Masjid Istiqlal, Kerry dipandu Imam Besar Mesjid Istiqlal Ali Mustafa Ya'kub. Kerry tampil dalam setelan jas hitam sementara Yakub mengenakan setelan jas abu-abu dengan kopiah di kepalanya.

Baik Kerry, Blake Jr, petugas Kemenlu AS, jurnalis yang turut dari Washington, pengawal, dan petugas tambahan lain, semuanya melepaskan sepatunya begitu memasuki kompleks Masjid Istiqlal. Bahkan, perempuan-perempuan staf Kerry dan jurnalis dari Amerika Serikat mengenakan kerudung berbagai motif selama ada di dalam Masjid Istiqlal.

"Saya kagum akan masjid terbesar di Indonesia ini. Terbesar di Asia Tenggara dan penting di Asia dan dunia ini. Saya saksikan dari dekat sekarang dan saya kagum," katanya, saat berkeliling selasar dan lantai-lantai serta ruang ibadah utama mesjid yang dirancang arsitek Indonesia, Frederick Silaban, itu, seperti dimuat Antara.

Saat berada di depan mimbar, Kerry berhenti agak lama dan menanyakan beberapa hal kepada Yakub, termasuk interior utama dalam kubah yang diberi ornamen khas Timur Tengah bernuansa hijau.

Selama kunjungannya, Kerry juga menyempatkan diri menyapa dan berbincang dengan beberapa ibu-ibu pengajian yang duduk tengah mendalami ayat-ayat suci Alquran.

Masjid Istiqlal berada persis di depan Gereja Katedral, dan keduanya menjadi simbol kehadiran dua agama besar dunia di Indonesia. Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang berdampingan itu juga menjadi simbol harmonisasi dan kerukungan menjalankan ajaran agama masing-masing pemeluk agama itu.

Menteri Kabinet Obama itu pun mengagumi kondisi tersebut. Dia menilai letak Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral merupakan bukti tingginya toleransi antaragama."Dunia bisa belajar banyak tentang pluralisme dan toleransi agama di Indonesia," kata Kerry.

Sejarah mencatat Masjid Istiqlal dirancang Silaban, seorang Kristen Protestan Indonesia yang diberi tugas Presiden Sukarno untuk membangun tempat ibadah umat Muslim itu. Peletakan batu pertama dilakukan Sukarno pada 1961. Pada saat itu, diperkirakan 200.000 muslimin dan muslimat bisa salat berjamaah di dalam Masjid Istiqlal, sementara kini jumlah itu telah berlipat kali.

Nama Istiqlal dipilih karena bermakna kemerdekaan dalam bahasa Arab, satu ungkapan syukur kepada Allah SWT, atas kemerdekaan Indonesia. Sukarno menetapkan masjid yang dalam visinya menjadi monumen besar dunia itu di bekas retuntuhan satu benteng dan loji pertahanan VOC, di Taman Wilhelmina. (Riz/Mvi)

Baca juga:

AS Minta Indonesia Damaikan Konflik Laut China Selatan
Kabar WNI `Jihad` Perang di Suriah? Menlu RI: Mereka Harus Pulang
Marty: Australia Harus Putuskan, Indonesia Sahabat atau Musuh

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya