Liputan6.com, Darmstadt: Impian manusia untuk mengetahui asal mula kehidupan di Bumi perlahan-lahan mulai terwujud. Jumat (14/1), satelit penjelajah angkasa luar Eropa, Huygens, berhasil mendarat di bulan milik Planet Saturnus, Titan. Huygens juga berhasil mengirimkan data mengenai Titan ke pusat pengendali di Bumi yang berada di Darmstadt, sebelah Barat Jerman.
Keberhasilan pendaratan Huygens ini disampaikan Direktur Jenderal Badan Angkas Luar Eropa (ESA) Jean Jacques Dordain dalam sebuah konferensi pers di Darmstadt. Menurut Dordain, Huygens mendarat di Titan setelah melakukan perjalanan selama tujuh tahun. Titan adalah salah satu dari 31 bulan milik planet kelima di Galaksi Bima Sakti, Saturnus. Huygens lantas mengirimkan data Titan ke pusat pengendali melalui pesawat luar angkasa, Cassini, yang mengorbit di atas Titan.
Dalam misi Titan ini, Huygens diharapkan dapat mengirimkan data-data ilmiah dari atmosfir Titan yang dilengkapi dengan foto kepada stasiun pengendali di bumi. Data-data itu kemudian akan dipergunakan para ilmuwan untuk mengetahui asal mula kehidupan di bumi. Titan yang merupakan satu-satunya bulan di Galaksi Bima Sakti yang memiliki atmosfir dianggap sebagai satelit Saturnus yang paling mirip dengan bumi di masa awal pembentukannya.
Misi Huygens ke Titan dimulai 15 Oktober 1997. Proyek ini adalah kerja sama Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA), ESA, dan Badan Angkasa Luar Italia (Alenia) [baca: Pemerintah Eropa-Amerika Sepakat Meneliti Saturnus]. Huygens diluncurkan dengan menggunakan pesawat angkasa luar Cassini dari Cape Canaveral, Florida, AS. Cassini adalah pesawat keempat yang menjelajahi Saturnus. Namun, hanya Cassini yang mengadakan survey planet jangka panjang selama mengorbit di planet tersebut. Penjelajah Saturnus sebelumnya adalah Voyager-2 yang tiba di planet tersebut tahun 1981.(DEN/Yes)
Keberhasilan pendaratan Huygens ini disampaikan Direktur Jenderal Badan Angkas Luar Eropa (ESA) Jean Jacques Dordain dalam sebuah konferensi pers di Darmstadt. Menurut Dordain, Huygens mendarat di Titan setelah melakukan perjalanan selama tujuh tahun. Titan adalah salah satu dari 31 bulan milik planet kelima di Galaksi Bima Sakti, Saturnus. Huygens lantas mengirimkan data Titan ke pusat pengendali melalui pesawat luar angkasa, Cassini, yang mengorbit di atas Titan.
Dalam misi Titan ini, Huygens diharapkan dapat mengirimkan data-data ilmiah dari atmosfir Titan yang dilengkapi dengan foto kepada stasiun pengendali di bumi. Data-data itu kemudian akan dipergunakan para ilmuwan untuk mengetahui asal mula kehidupan di bumi. Titan yang merupakan satu-satunya bulan di Galaksi Bima Sakti yang memiliki atmosfir dianggap sebagai satelit Saturnus yang paling mirip dengan bumi di masa awal pembentukannya.
Misi Huygens ke Titan dimulai 15 Oktober 1997. Proyek ini adalah kerja sama Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA), ESA, dan Badan Angkasa Luar Italia (Alenia) [baca: Pemerintah Eropa-Amerika Sepakat Meneliti Saturnus]. Huygens diluncurkan dengan menggunakan pesawat angkasa luar Cassini dari Cape Canaveral, Florida, AS. Cassini adalah pesawat keempat yang menjelajahi Saturnus. Namun, hanya Cassini yang mengadakan survey planet jangka panjang selama mengorbit di planet tersebut. Penjelajah Saturnus sebelumnya adalah Voyager-2 yang tiba di planet tersebut tahun 1981.(DEN/Yes)