Biskuit dan Sereal, Bisa Jadi Membahayakan si Kecil, Lho!

Orangtua yang kerap memberikan anaknya sarapan roti serta sereal berpikirlah dua kali karena kadar garamnya sangat tinggi.

oleh Melly Febrida diperbarui 12 Mar 2014, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2014, 11:00 WIB
sarapan-pagi-140213b.jpg

Liputan6.com, London Orangtua yang kerap memberikan anaknya sarapan roti serta sereal berpikirlah dua kali. Para ahli mengingatkan bahwa pemberian biskuit serta sereal menyimpan bahaya tersendiri karena kadar garam yang sangat tinggi. Ini akan membawa risiko kelak di kemudian hari dengan munculnya penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.

Selama ini, sebagian orang tua menganggap sarapan roti dan sereal itu sehat karena tak asin. Padahal keduanya mengandung banyak garam dibanding keripik. Karena itulah pemerintah diminta berbuat lebih banyak agar produsen mengurangi kadar garam tinggi yang tersembunyi dalam makanan olahan. Selama ini masyarakat tak menyadari apa yang dimakannya.

Penulis utama Profesor Graham MacGregor, dari Queen Mary, University of London , mengatakan kadar garam tinggi mulai memengaruhi tekanan darah anak-anak dari usia satu tahun meski efeknya tidak langsung terjadi begitu saja.

"Orangtua sangat sulit mengurangi asupan garam pada anak-anak kecuali mereka menghindari makanan kemasan dan restoran serta mempersiapkan setiap makanan dari awal dengan menggunakan bahan-bahan makanan yang segar, bahan-bahan alami," kata MacGregor seperti dilansir MailOnline, Rabu (12/3/2014).

Dua iris roti gandum mengandung 1 gram garam, setengah dari jumlah yang direkomendasikan untuk anak tiga tahun. Sementara sosis memiliki 1,1 gram. Irisan keju olahan mengandung 0,56 gram yang melebihi dari paket keripik.

Katharine Jenner, Direktur Kampanye dari Consensus Action on Salt and Health mengatakan, penelitian ini mengejutkan karena garam tak berasal dari makanan yang asin seperti keripik dan makanan ringan. Melainkan dari roti dan sereal yang tak terasa asin.

Profesor MacGregor dan rekan-rekannya menggunakan buku harian makanan dan sampel urine untuk menilai asupan garam dari 340 anak-anak berusia tiga sampai 17 tahun.

Hasilnya, hampir tiga perempat anak-anak (70 persen) mengonsumsi 50 persen terlalu banyak garam dibanding jumlah yang disarankan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hypertension juga menemukan bahwa sepertiga garam anak-anak berasal dari sarapan roti atau sereal dan sepertlimanya berasal dari daging .

 

Baca Juga:

Ingin Awet Muda? Konsumsi Bahan Alami Ini

Melihat Kepribadian Orang dari Pilihan Sarapannya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya