Beda Bronkitis dan Asma, Apa Ya?

Bronkitis dan asma merupakan dua jenis penyakit yang berkaitan erat dengan saluran pernapasan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Apr 2014, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2014, 18:00 WIB
Ini Beda Bronkitis dan Asma
(Foto: geronguide.com)

Liputan6.com, Jakarta Bronkitis dan asma merupakan dua jenis penyakit yang berkaitan erat dengan saluran pernapasan. Hanya saja, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu bronkitis dan asma.

Bronkitis adalah istilah untuk peradangan yang terjadi di saluran pernapasan bawah. Penyebabnya, polutan udara yang membahayakan paru seperti asap kendaraan bermotor, rokok, dan segala jenis bahan beracun lagin.

"Kalau kita menghirup bahan polusi, lama kelamaan akan menjadi bronkitis karena terjadi proses peradangan pada saluran napas," kata Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) dalam acara `Peluncuran Program Combi Hope Edukasi Gaya Hidup Sehat Bagi Generasi Muda` di Auditorium SMA Labschool Kebayoran, Jakarta, Senin (7/4/2014)

Menurut Agus, bila seseorang mengalami infeksi jamur dan virus lalu menempel di saluran napas, maka akan terjadi peradangan. Bila peradangan berlanjut, maka kondisi itu disebut infeksi paru. "Memang, semuanya berawal dari bronkitis dulu," kata Agus menambahkan.

Bronkitis Akut dan Kronik

Menurut dr. Agus, bronkitis terbagi menjadi dua yaitu akut dan kronik. Bronkitis akut sering dialami anak-anak. Hanya, bronkitis akut ini terjadi sesaat dan tidak berkepanjangan. "Biasanya, bronkitis akut ini terjadi karena adanya infeksi dan terpapar polusi udara yang mengakibatkan terjadinya proses peradangan," kata dia menjelaskan.

Sedangkan bronkitis kronik, kata Agus, proses terjadinya menahun. Peradangan pada saluran napas yang bersifat kronik, tidak akan bisa kembali normal. "Biasanya terjadi pada perokok atau orang yang terpapar polusi udara terus menerus," kata dr. Agus.

Kalau ini terjadi terus menerus, maka akan terjadi `kapalan` pada saluran napas. Yaitu saluran napas menebal dan kaku. Akibatnya, saluran napas akan menjadi mampet, karena penebalan itu. "Sehingga gejalanya muncul berupa sesak napas dan batuk yang terjadi terus menerus. Selain itu, dahak akan mengental akibat dari penebalan itu," kata dr. Agus menerangkan.

Bronkitis dapat terjadi kapan saja, tidak selalu dari usia anak-anak. Untuk bronkitis akut, masih dapat disembuhkan. Sedangkan kronik, maka tidak akan pernah hilang.

Untuk mengetahui diagnosa pasti apakah akut dan kronik maka pasien harus diperiksa ke dokter spesialis.

Asma

Asma merupakan penyakit yang menyerang seorang pasien yang memiliki saluran napas cenderung sensitif. "Asma itu sama kayak Putri Malu. Ketika kena pencetusnya, akan mengerut dan mampet. Tapi, kalau pencetusnya hilang maka akan terbuka lagi," kata dr. Agus.

Sebesar 90 persen asma disebabkan faktor genetik. Bila sebelumnya orangtua menderita asma, besar kemungkinan anak untuk mengalami asma juga sangat besar. Sisa 10 persen bisa disebabkan paparan polusi udara dan merokok. "Jadi, saluran napas cenderung menjadi hipersensitif karena faktor eksternal," kata dia menambahkan.

Pencetus terjadinya hipersensitif ini menurut dr. Agus berbeda antara pasien A dan pasien B. Bisa karena alergi, debu, stres, dan hawa yang dingin. Sampai saat ini, belum dapat diketahui pasti mengapa bisa berbeda-beda.

Sedangkan gejala untuk penyakit asma, karena sesak napas yang hilang timbul. Alasannya, karena dia baru akan timbul ketika ada pencetusnya. Dan bila asma terjadi terus menerus, maka asma itu disebut dengan asma menetap, yang membuat pasien harus selalu membawa obat hirup.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya