Vaksin DBD Diharapkan Siap Diproduksi Akhir 2015

Setelah lolos uji vaksin di lima negara yvaksin pencegah Deman Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya diharapkan bakal selesai pada 2015

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Apr 2014, 17:39 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2014, 17:39 WIB
Mahasiswa UGM, Artina Prastiwi (22) menunjukan hasil temuannya vaksin Flu Burung (H5N1) yang berbahan dasar Buah Mahkota Dewa di UGM Yogyakarta. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Setelah lolos uji vaksin di lima negara yaitu di Indonesia, Malaysia, Filiphina, Thailand dan Vietnam, vaksin pencegah Deman Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya diharapkan bakal selesai produksi pada akhir 2015.

Profesor Pediatrik Infeksi dari Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Sri Rezeki S. Hadinegoro, MD., PhD menyampaikan, vaksin DBD ini menjadi harapan besar bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Amerika Latin.

"Vaksin ini telah diteliti sejak 35 tahun lalu. Ada satu vaksin yang bertahan dan memiliki harapan yang dinamai vaksin CYD 14 (Chimeric Yellowfear Dengue Vacchine). Vaksin ini kemudian ikut diujicobakan di 3 kota besar di beberapa negara termasuk Indonesia yaitu Jakarta (800 anak), Bandung (800 anak) dan Denpasar (400 anak)," kata Sri saat temu media Hari Kesehatan Sedunia 2014 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (7/4/2014).

Hingga kini, kata Sri, vaksin CYD 14 sedang menunggu hasil ujicoba pada 2.000 anak usia 2-14 tahun di tiga kota dengan dua kelompok.

"Kelompok pertama yang diberi vaksin. Kelompok kedua tidak diberi vaksin. Namun semua anak mendapat perlakuan sama dalam pemantauan kesehatan. Dalam hal ini, kami memantau kesehatannya sebulan sekali juga menunggu laporan orangtua," jelasnya.

Dari pengalaman kesehatan anak inilah, Sri menerangkan sejauh ini tidak ada efek samping yang membahayakan. Hanya beberapa di antaranya merasa pegal di bagian tubuh yang disuntik.

"Ini harapan bersama karena kita ketahui hingga kini obat untuk virus dengue belum ada. Hanya ada 2 zat, cairan dan oksigen yang dapat menyelamatkan anak. Namun bila penanganannya terlambat dan menjadi komplikasi inilah yang dikhawatirkan karena memerlukan perawatan serius," kata Sri.

Sebelumnya Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi meski angka kematiannya berkurang. Meski begitu upaya pencegahan terus dilakukan, salah satunya dengan pengembangan vaksin CYD 14.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya