Perjuangan Transseksual, Solena Chaniago Menemukan Jati Diri

Tak mudah berubah menjadi transseksual, Solena Chaniago pun berjuang untuk mendapatkan hal ini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Okt 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2014, 06:00 WIB
Perjuangan Transgender Solena Chaniago, Menemukan Jati Diri
Tak mudah berubah menjadi transgender, Solena Chaniago pun berjuang untuk mendapatkan hal ini.

Liputan6.com, Jakarta Terlahir sebagai manusia berjenis kelamin laki-laki, namun ia bimbang dengan dirinya sendiri. Sosok ini selalu merasa lebih nyaman melakukan hal-hal yang dilakukan oleh perempuan sedari kecil. Inilah cerita Solena Chaniago seorang transseksual yang telah menjalani operasi transisi gender, dari laki-laki menjadi perempuan.

Ketika bocah laki-laki lain bisa tampil menari dengan gagah, ia malah luwes menari seperti perempuan. Solena kecil pun acapkali mencoba berdandan dan mencuri-curi menggunakan high heels perempuan.

"Saat menari itu usia saya sekitar empat tahun, tidak ada yang mengajari saya, itu entah darimana asalnya bisa bergerak seperti ini," ujarnya sambil menggerakkan tangannya yang luwes ke kanan dan kiri di hadapan Liputan6.com pada Rabu (1/10/2014).

Meski ia merasa nyaman melakukan hal-hal yang biasa dilakukan anak perempuan tapi ia tidak pernah dibully atau dijuluki bencong. "Waktu duduk di bangku sekolah saya sering lho jadi ketua kelas, selalu rangking lima terbaik juga," terangnya.

Bimbang


Saat usianya semakin besar ia mulai merasakan kebimbangan yang lebih besar, apalagi saat ia mulai jatuh cinta dengan laki-laki.

"Bisa mencintai sesama jenis secara tulus. Rasa cinta ini terjadi secara alami. When love is love. Saya berpikir saya adalah seorang perempuan  yang mencintai pria, bukan gay ya," terang Lena yang menghabiskan masa remaja di Padang ini.

Usai kuliah, Lena pindah ke Jakarta dan mulai bekerja. Hingga akhirnya muncul pertanyaan kapan akan mengakhiri masa lajang oleh kedua orangtuanya. Meski Lena sejak usia 10 tahun sudah memberitahu perasaan bahwa ia lebih nyaman sebagai perempuan namun orangtuannya bersikukuh bahwa di dunia ini hanya ada laki-laki dan perempuan.

Demi membahagiakan orangtua dan orang-orang di sekitarnya, Lena yang saat itu masih berjenis kelamin laki-laki menikahi seorang perempuan serta dikaruniai anak perempuan.

Meski sudah menikah dan memiliki anak, hati kecilnya tetap menganggap bahwa ia adalah perempuan. Sehingga Lena meminta izin ayahnya untuk menyudahi pernikahan dan menuju ke kehidupan yang diinginkan.

Akhirnya, kedua orang tua pun memberikan izin untuk membebaskan Lena menjadi yang diinginkan.

Pergi ke New York

Perubahan di New York
Tahun 2005, Lena memutuskan untuk pindah dari Jakarta menuju New York berbekal US$ 500 untuk memulai kehidupan baru. Tanpa satu orang yang dikenal ia harus berusaha hidup sendiri. Mulai dari bekerja mencuci piring hingga memotong bawang di aneka restoran.

Lima bulan berlalu, hidupnya mulai stabil. Ia pun memberanikan diri bertemu dokter untuk mengemukakan keinginnya untuk menjadi perempuan. Setelah mengalami proses panjang mulai dari dokter umum, psikiater, dokter yang menangani hormon akhirnya ia pun bisa menjalani  suntik hormon hingga operasi payudara dan alat kelamin.

Jika dulu di dalam tubuh pria ada jiwa wanita, kini Selena Chaniago adalah wanita baik secara jiwa maupun fisik. "My life happy right now and now I feel colorful,"ucapnya sambil bahagia.

Setahun yang lalu, ia pun sudah mengganti dokumen dan identitasnya secara resmi menjadi seorang perempuan bernama Selena Chaniago.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya