Ini Kata Dokter Penerbangan Soal Ketahanan Penumpang Air Asia

Penumpang Air Asia QZ8501 asal pesawat yang jatuh tak mengalami kebocoran

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Des 2014, 12:11 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 12:11 WIB
Ilustrasi Pesawat AirAsia hilang
Ilustrasi Pesawat AirAsia hilang

Liputan6.com, Jakarta Setelah hilang kontak Minggu (28/12/2014) pagi, pencarian pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 kembali dilanjutkan hari Senin ini. Harapan korban selamat pun turut disampaikan oleh warga di media sosial. Lantas, seperti apakah kemungkinan yang terjadi di lapangan?

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penerbangan dr Soemardoko Tjokrowidigdo SpM, SpKP menanggapi bahwa pesawat yang membawa 155 penumpang tersebut, kemungkinan keselamatannya tergantung dari kebocoran di kabin pesawat.

"Pantauan saya, ketinggian jelajah terakhir FL. 360 ( 36.000 kaki) dan minta persetujuan untuk naik ke FL. 380 (38.000 kaki) oleh karena di depan pesawat terlihat ada awan Commulonimbus yang sangat berbahaya. Tetapi ingat pesawat tersebut mempunyai 'Pressurize Cabin' dan `cabin altitute` yang diset antara 5.000 - 8.000 kaki. Jadi masih dalam zona fisiologis," katanya saat diwawancarai Health-Liputan6.com, Senin (29/12/2014)

Untuk menghindari awan berbahaya tersebut, Soemardoko mengatakan, apabila tidak terjadi kebocoran atau istilah teknis 'dekompresi' penumpang dalam kabin, maka penumpang masih aman. Namun, bila terjadi kebocoran akan terjadi proses penyamaan tekanan yang sangat tergantung pada besar kecilnya kebocoran.

"Apabila terjadi kebocoran kecil, efek terhadap keselamatan lebih ringan dibanding bila kebocoran besar. Berikutnya seperti standar keamanan pesawat A-320.200 akan jatuh masker O2 (Oksigen) yang dapat dipakai untuk para Penumpang. Kalau hanya dari sisi ini masih aman untuk penumpang selama beberapa saat," ujarnya.

Tetapi yang perlu diingat, ketinggan FL 380 termasuk ketinggian yang sangat berbahaya mengingat pressurize kabin rusak dan masker Oksigen hanya type 'continuos flow' sehingga pesawat itu harus turun ke ketinggian lebih rendah (bila memungkinkan sampai ketinggian 10.000 kaki), supaya seluruh penumpang aman.

Sebelumnya, pesawat AirAsia yang hilang kontak adalah tipe Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-AXC. Pesawat tersebut berangkat dari Surabaya pukul 05.20 pagi dan sampai di Singapura seharusnya pukul 08.30 waktu setempat atau pukul 07.30 WIB.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya