5 Alasan Tuberkulosis Masih Belum Hilang di Seluruh Dunia

Belum ada satu negarapun di dunia yang bebas tuberkulosis.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 24 Mar 2015, 18:51 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2015, 18:51 WIB
Warga Binaan Melakukan Pemeriksaan Tuberkulosis di LP Cipinang
Aktivitas warga binaan yang terkena penyakit Tuberkulosis di Balai Pengobatan Lapas Cipinang, Jakarta, (24/2/2015). Catatan WHO, kasus TB di lembaga pemasyarakatan di Indonesia, 11 hingga 81 kali dari populasi umum. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Meskipun kuman TB sudah ditemukan sejak 24 Maret 1882, tapi sampai 24 Maret 2015 (133 tahun berlalu), namun belum ada satu negarapun di dunia yang bebas tuberkulosis.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE Ada lima alasan kenapa tuberkulosis belum juga hilang dari muka bumi, yaitu:

1. Sepertiga penduduk dunia tertular TB

Lebih dari 2 milyar orang yang sudah pernah tertular kuman TB tapi tidak sakit, kuman nya "tidur" saja dalam tubuh orang itu. Kalau daya tahan tubuh orang itu turun maka sang kuman yang "tidur" akan bangkit dan menimbulkan sakit TB aktif.

2. Penularan terus terjadi

Karena ada jutaan orang sakit TB aktif di dunia maka kemungkinan penularan di masyarakat terus saja terjadi.

3. Pengobatan lama

Waktu pengobatan yang harus 6 bulan terasa terlalu lama, sehingga cukup banyak yang berhenti sebelum tuntas , dan penyakitnya belum hilang.

4. Penyakit lain muncul setelah TB

Timbulnya masalah2 baru dalam penanggulangan TB, yang mempersulit eliminasi TB. Lima Masalah itu adalah MDR TB, TB HIV, TB DM, TB rokok dan TB pada Perempuan.

5. TB berhubungan dengan sosio ekonomi

Kejadian tuberkulosis berhubungan dengan situasi sosio ekonomi. Sementara itu, harus diakui bahwa di dunia memang masih cukup banyak anggota masyarakat yang belum baik kondisi sosial ekonominya

Pada World Health Assembly seluruh negara anggota WHO bersepakat untuk melakukan strategi ambisius, yaitu strategi 20 tahun (2016-2035) mendatang untuk menghentikan epidemi global tuberkulosis.

WHO’s End TB Strategy ini punya visi Dunia Bebas TB, yang dikenal dengan "zero deaths, disease and suffering". Kegiatannya harus berorientasi ke pasien, harus ada kebijakan dan sistem untuk pencegahan dan perawatan, dan peningkatan riset dan inovasi. Semua harus kita lakukan bersama (pemerintah, profesi kesehatan, media massa, masyarakat luas) untuk menghentikan epidemi tuberkulosis dan meng eliminasi TB dari Indonesia dan dari muka bumi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya