[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Cy-Tb, Generasi Baru Deteksi Tuberkulosis Laten

Cy-Tb adalah teknologi generasi baru untuk deteksi tuberkulosis laten, mudah digunakan, akurat, dan terjangkau. Dikenalkan oleh Prof. Tjandra Yoga Aditama, Cy-Tb mendapat rekomendasi Global Fund.

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 24 Des 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2024, 12:00 WIB
Prof Tjandra Yoga
Cy-Tb adalah inovasi terbaru untuk deteksi tuberkulosis laten, menawarkan kemudahan penggunaan, spesifisitas tinggi, dan biaya terjangkau. Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan pentingnya teknologi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Pengendalian tuberkulosis (TB) menjadi salah satu prioritas pemerintah Prabowo Subianto, bahkan masuk dalam agenda 100 hari pertama pemerintahan. Dalam upaya mengatasi TB, tidak hanya deteksi pasien dan pengobatannya yang penting, tetapi juga penemuan dan penanganan tuberkulosis laten—kondisi di mana seseorang telah terinfeksi TB namun belum menunjukkan gejala sakit.

Saat ini, terdapat dua metode utama untuk mendeteksi tuberkulosis laten, yaitu tes tuberkulin dan Interferon Gamma Release Assay (IGRA).

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan keterbatasan. Salah satu teknologi terbaru yang kini mendapat perhatian luas adalah Cy-Tb, sebuah inovasi mutakhir untuk mendeteksi TB laten. Organisasi internasional Stop TB Partnership bahkan menyebut Cy-Tb sebagai "Next Generation Skin Test for Detection of Tuberculosis"

Ada tiga alasan utama mengapa Cy-Tb disebut sebagai teknologi generasi baru:

  • Kemudahan penggunaan: Proses pelaksanaannya sederhana.
  • Aplikasi di lapangan: Dapat digunakan langsung di lokasi pasien, atau point-of-care and on-field.
  • Spesifisitas tinggi: Berdasarkan antigen ESAT-6 dan CFP-10 dari Mycobacterium tuberculosis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cy-Tb menggabungkan akurasi IGRA dengan kemudahan penggunaan tes tuberkulin (Tuberculin Skin Test atau TST).

Pada presentasi tim Airborne Infection Defence Platform (AIDP) dalam workshop di Bangkok pada 20 Desember 2024, peran Cy-Tb kembali diangkat. Tes ini tidak hanya mudah digunakan, tetapi juga memiliki biaya yang terjangkau. Dalam kesempatan yang sama, teknologi radiologi berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk pemeriksaan rontgen dada juga mendapat sorotan.

Dalam konteks penanggulangan TB secara global, peran Global Fund AIDS, TB, Malaria (GF-ATM) sangat penting. Pada 13 Agustus 2024, Global Fund secara resmi merekomendasikan penggunaan Cy-Tb, yang mendeteksi antigen rdESAT-6 dan rCFP-10, melalui panel ahli mereka, Expert Review Panel (ERP).

Dengan perkembangan ilmiah ini, didukung publikasi dari Stop TB Partnership dan pernyataan resmi dari Global Fund, penggunaan Cy-Tb sebaiknya dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi pengendalian tuberkulosis di Indonesia. TB merupakan penyakit yang setiap jam merenggut nyawa 15 orang Indonesia, sehingga penanggulangannya menjadi prioritas pemerintah. Kita tunggu langkah konkret demi kesehatan bangsa.

Prof. Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI dan Senior Lead Advisor Airborne Infection Defence Platform (AIDP)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya