Liputan6.com, Jakarta Tidak perlu berpikir dua kali jika ada yang menawarkan Anda untuk mencicipi kuliner Ranah Minang. Ada ungkapan yang bernada hiperbolis bahwa masakan Padang itu hanya ada dua jenis, yaitu enak dan enak sekali.
Demikian juga saat bulan Ramadhan datang, ada beragam makanan hingga minuman yang dapat menjadi pilihan warga Padang, Sumatera Barat (Sumbar), untuk berbuka puasa.
Baca Juga
Mulai dari makanan berat seperti rendang, dendeng, tunjang (kikil), hingga menu khas Ramadhan seperti kolak pisang, kolak ubi, lamang tapai hingga minuman segar berupa es teler, es cendol hingga es rumput laut.
Advertisement
Mencari hidangan untuk buka puasa pun tidak sulit, setidaknya ada belasan lokasi yang menjajakan menu buka puasa sebagai pilihan mulai dari pusat kota hingga pinggir jalan raya.
Lokasi tersebut mulai dari Kawasan Imam Bonjol Padang, Pasar Siteba, Pasar Alai, Pasar Ulak Karang, Pasar Bandar Buat, Pasar Simpang Haru, Pasar Pagi, GOR Agus Salim, kawasan Mata Air, Kawasan Masjid Raya Sumbar.
Kemudian, kawasan Lubuk Begalung, Cengkeh, Tabing dan bagi yang tidak sempat berkunjung ke pasar tradisional hampir pada semua jalan utama di daerah ini mudah dijumpai penjaja makanan buka puasa.
Salah satu pasar pabukoan yang paling ramai dikunjungi warga adalah pasar pabukoan di kawasan Imam Bonjol Padang yang berada dekat dengan Pasar Raya Padang.
Coba saja datang sekitar pukul 14.00 WIB, puluhan pedagang di bawah tenda yang dipasang khusus telah siap menyambut dengan beragam hidangan yang menggoda mata dan hidung.
Aroma makanan yang harum pun menyeruak ke hidung menjadi salah satu cobaan bagi mereka yang berpuasa, apalagi pada siang hari.
Di Padang, salah satu menu wajib buka puasa adalah kolak. Tidak heran jajanan berkuah kecoklatan itu dijual di berbagai tempat dan dengan mudah dapat dijumpai.
"Rasanya tidak lengkap kalau tidak pakai kolak buka puasa," ujar Maidir, salah seorang warga Padang seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia setiap hari di rumah rutin menyantap kolak sebagai makanan pembuka buka puasa karena rasanya yang manis dan enak.
Di Pasar Pabukoan Imam Bonjol kolak dijual dari berbagai jenis isian, mulai dari pisang, ubi, hingga durian. Penganan dengan rasa manis itu dijual mulai dari Rp5 ribu per porsi dimana campuran rasa manis dari gula aren dan santan yang gurih akan menciptakan sensasi rasa yang segar sebagai pelepas dahaga setelah puasa.
Kolak tetap nikmat disantap saat panas maupun dingin dan menjadi salah satu hidangan yang paling banyak dijual di Pasar Pabukoan.
Selain kolak, minuman favorit warga adalah es cendol, es teler, es rumput laut dan es pepaya, hingga es cincau.
Tentunya semua minuman dingin itu terlalu sayang untuk dilewatkan sebagai pembuka buka puasa apalagi dalam kondisi cuaca yang panas.
Beralih ke makanan ringan lain salah satu yang juga banyak diincar warga adalah lamang tapai khas Sumatera Barat.
Makanan berbahan dasar beras ketan itu dipadu dengan kuah berwarna ungu kehitaman yang disebut ragi menjadi perpaduan sempurna dengan sensasi rasa manis dan asam yang terasa kuat di lidah.
Novi, penjual lemang tapai di Pasar Pabukoan Imam Bonjol mengatakan paling sedikit ia bisa menjual lima batang lemang selama ramadhan.
Lemang dimasak dalam bambu yang dibakar dicampur santan menghasilkan rasa gurih dan manis dan saat menyantapnya untuk dihidangkan dengan kuah ragi yang asam, kata dia.
Selanjutnya jika hendak menyantap makanan berat berbagai pilihan hidangan tersedia sebagaimana layaknya tersaji di rumah makan Padang.
Bahkan hidangan nasi kapau yang populer pun ikut hadir serta gulai kambing yang menjadi menu khas Sumatera Barat.
Lauk yang tersedia juga lengkap mulai gulai ikan, gulai jengkol, anyang pepaya, rendang, dendeng balado, itik lado hijau hingga ayam gulai.
Untuk menu penutup sajian onde-onde yang manis, bakwan, pergedel jagung serta beragam lepat dapat menjadi penyempurna santap buka puasa.
Â
Raup untung
Raup Untung
Sejumlah pedagang yang dijumpai di Pasar Pabukoan Imam Bonjol mengaku mendapat berkah berjualan menu buka puasa di bulan Ramadhan.
Novi, penjual lemang tapai mengaku omzet penjualan per hari hingga Rp1.500.000 dan kalau sedang ramai bisa mencapai Rp3 juta.
Di luar Ramadhan ia biasanya menjual lemang tapai di Pasar Raya Padang, saat Puasa ia memilih berjualan di lokasi khusus jajaan buka puasa.
Sejalan dengan itu Yeni, pedagang nasi ampera mengatakan penjualannya cukup baik apalagi ini menjadi alternatif bagi warga yang tidak memasak di rumah.
Ia mengatakan banyak pembeli yang membeli lauk untuk untuk buka dan sahur apalagi para pekerja yang tidak sempat memasak makanan.
Setiap tahun Yeni selalu berjualan beraneka lauk khas Padang karena keuntungan yang diperoleh lumayan besar dan penjualan cukup tinggi.
"Lumayan untuk belanja lebaran buat keluarga," lanjut dia.
Â
Advertisement
Zat bahaya
Zat Berbahaya
Kendati makanan dan minuman yang disajikan terlihat menggiurkan dipandang mata serta menggugah selera, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Padang tetap mengingatkan masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar POM Padang Amyelli mengatakan masyarakat harus jeli dan jangan tergiur dengan makanan yang warnanya mencolok karena dikhawatirkan bercampur dengan zat berbahaya.
Ia mengatakan makanan yang perlu diwaspadai adalah jika pedagang mencampurnya dengan boraks, formalin dan rodamin.
Amyelli menjelaskan makanan yang dicampur boraks biasanya pada gorengan, bakso, kerupuk sehingga menjadi lebih renyah dan tahan lama.
Sementara rodamin adalah pewarna tekstil yang dicampurkan pada makanan seperti cendol, kolang kaling sehingga warnanya terlihat merah mencolok.
Lalu, formalin digunakan sebagai pengawet pada tahu dan mi agar makanan lebih tahan, kata dia.
Mengantisipasi pedagang yang mencampurkan zat berbahaya setiap tahun BPOM selalu melakukan pelatihan dan penyuluhan kepada pedagang agar dapat dapat memproduksi makanan yang aman dan higienis dikonsumsi.
Selain itu BPOM juga menurunkan tiga mobil laboratorium guna mengawasi jajanan di Pasar Pabukoan untuk diambil sampel memastikan tidak ada zat berbahaya.
Mobil itu diturunkan ke pasar tradisional yang menjual pabukoan untuk melakukan pengujian apakah ada makanan yang mengandung bahan berbahaya, kata Amyelli.
Ia mengatakan jika berdasarkan hasil uji labor ditemukan ada pedagang yang mencampur zat berbahaya pada makanan akan dilakukan pembinaan oleh pemerintah daerah.
Sementara Wali Kota Padang Mahyeldi mengimbau pedagang agar tidak mencampurkan zat berbahaya pada makanan karena akan membahayakan konsumen.
"Pastikan makanan yang dijual bersih, higienis dan tidak dicampur zat berbahaya," kata dia. (Ikhwan Wahyudi)