Meninggal Usai Main Bola, Kenapa Bisa?

Hati-hati, olahraga berat itu bisa menjadi pencetus serangan jantung

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 19 Agu 2015, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2015, 20:00 WIB
arsenal-chelsea-2-1312224a.jpg
Kiper Chelsea Petr Cech duel udara dengan gelandang Arsenal Mesut Ozil pada pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal vs Chelsea di Stadion Emirates, London (24/12/13). (AFP/Adrian Dennis)

Liputan6.com, Jakarta Anda yang sudah tak lagi muda serta punya masalah jantung tidak dianjurkan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Seperti bola, futsal, dan tenis. Apalagi bila melakukan tiga kegiatan itu secara mendadak, misal saja dalam perlombaan 17 Agustus. "Hati-hati, olahraga berat itu bisa menjadi pencetus serangan jantung," kata Ari Fahrial Syam.

Olahraga seperti bola dan futsal yang dilakukan mendadak tentu bisa memaksa terjadi serangan jantung bagi orang yang memang sudah memiliki masalah pada pembuluh darah jantung, dan tidak menyadari atau tidak pernah check up sama sekali untuk mengetahui apakah jantung dalam keadaan sehat atau tidak.

"Tak heran bila kita sering mendapat cerita ada orang yang meninggal dunia saat atau sesudah bermain bola maupun futsal," kata Pakar Kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu (20/8/2015)

Ari melanjutkan, serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba meski kita tahu proses yang terjadi tidak tiba-tiba. Ada proses aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah, dan sumbatan pembuluh darah. "Kalau sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung, tentu akan membuat otot jantung yang tersumbat kekurangan oksigen. Bahkan, sampai menyebabkan kematian jaringan otot yang terkena," kata Ari menambahkan.

Orang yang mengalami serangan jantung, kata Ari, bisa mengalami gejala nyeri dada. Biasanya nyeri menjalar ke tangan kiri dan tembus ke belakang dada. Nyeri dada yang terasa seperti ditekan dan berlangsung kurang lebih 10 menit.

"Nyeri dada juga tidak selalu disebabkan oleh sakit jantung. Selain nyeri dada, pasien bisa mengalami sesak napas. Sesak akan bertambah jika naik tangga atau latihan yang keras seperti saat atau sehabis main bola atau karena stres," kata Ari menerangkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya