Dukungan Emosional Belum Tentu Buat Suami Lega

Anda pasti berpikir kalau dukungan emosional dari pasangan adalah kunci untuk melewati masalah.

oleh Risa Kosasih diperbarui 02 Nov 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2015, 14:00 WIB
Tips Memilih Fotografer Wedding yang Tepat
Anda pasti berpikir kalau dukungan emosional dari pasangan adalah kunci untuk melewati masalah.

Liputan6.com, New Jersey - Anda pasti berpikir kalau dukungan emosional dari pasangan adalah kunci untuk melewati masalah. Tetapi menurut sebuah studi baru, pria tidak memandangnya seperti itu, terutama mereka yang lebih tua.

Dipublikasikan dalam Journal of Gerontology: Ilmu Psikologi & Ilmu Sosial, studi ini menemukan bahwa ketika istri merasakan dukungan emosional dari suaminya sebagai pengalaman positif selama kesulitan perkawinan, suami bisa menjadi frustasi ketika memberikan atau menerima dukungan tersebut.

Dikutip dari laman Medical News Today, Senin (2/11/2015) lalu, untuk mendapatkan hasil penelitian ini, Prof. Deborah Carr dan rekan-rekannya dari Departemen Sosiologi, Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan di Rutgers University di New Brunswick, New Jersey membuat survei untuk 772 pasangan yang telah menikah selama rata-rata 39 tahun.

Setiap peserta ditanya tentang kualitas perkawinan mereka dan bagaimana reaksi pasangan untuk masalah yang mempengaruhi mereka. Secara khusus, mereka juga ditanya apakah merasa bisa mendiskusikan kekhawatiran dengan pasangan.

772 pasangan tersebut juga ditanya apakah mereka harus bisa saling menghargai, apakah mengerti perasaan, apakah pernah berdebat dengan pasangan, dan apakah pasangan mereka membuat tegang atau frustrasi. Secara keseluruhan, para suami memiliki kualitas perkawinan yang lebih tinggi, serta konflik dalam perkawinan yang relatif rendah

Tapi, para pria ini dilaporkan punya tingkat konflik yang jauh lebih tinggi dipicu dukungan emosional dari istri. "Pria yang rela mendukung istri dengan level tinggi, mereka mungkin merasa frustrasi ini. Apalagi kalau mereka percaya bahwa mereka lebih suka memfokuskan energi mereka pada aktivitas lain," kata Prof. Carr menekankan.

Dia berspekulasi bahwa perasaan peningkatan frustrasi di kalangan para suami mungkin juga berhubungan dengan usia pasangan, dengan catatan salah satunya berusia minimal 60 tahun.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya