Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk pertama kalinya mencanangkan pekan peduli antibiotik Sedunia pada 16-22 November 2015. Melalui kampanye Antibiotics: Handle With Care, WHO mengajak masyarakat untuk memanfaatkan antibiotik dengan tepat.
Penanggung jawab resistensi antimikroba WHO Indonesia, Dr Dewi Indriani mengatakan pekan kepedulian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahaya kekebalan antibiotik dan menggalakkan praktek yang baik pada masyarakat, petugas kesehatan dan pembuat kebijakan.
"Situasi resistensi antibiotik di dunia saat ini dalam level yang sangat berbahaya, dan mengancam seluruh negara di dunia," katanya saat temu media di Bilangan Kuningan, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Advertisement
Sekretaris Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr Anis Karuniawati, PhD, SpMK(K) menuturkan, cara utama untuk menekan percepatan kekebalan bakteri ini adalah dengan pemanfaatan antibiotik yang bertanggung jawab, yaitu hanya untuk penyakit yang memerlukan antibiotik sesuai resep dan dosis serta waktu yang tepat.
"Memanfaatkan antibiotik berarti nemperpanjang masa ampuh obat. Karena jika antibiotik tidak lagi efektif, jadi sulit sembuh dan menyebabkan kematian," ungkapnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan resistensi antibiotik adalah salah satu masalah kesehatan global di dunia modern dan menjadi salah satu tantangan terbesar dunia kesehatan.
Asumsi kematian akibat kuman resistensi antibiotik di Indonesia menurut riset tersebut yaitu kurang lebih 130 ribu per tahun.