Studi: Diet Lemak Bisa Bantu Pengobatan Epilepsi

Ketika obat anti-kejang dianggap sebagai pengobatan utama untuk penderita epilepsi, beberapa individu punya respon yang berbeda.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Nov 2015, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2015, 08:00 WIB
Epilepsi Bukan Penyakit Menular, Jangan Salah Persepsi
Foto Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Ketika obat anti-kejang dianggap sebagai pengobatan utama untuk penderita epilepsi, beberapa individu punya kondisi yang berbeda, karena tak bsia merespon obat tersebut. Namun, hasil studi terbaru ini mungkin bisa jadi solusi baru agar pengobatan lebih efektif.

Peneliti menemukan asam lemak yang merupakan bagian dari diet ketogenik dapat digunakan untuk mengobati kondisi tersebut. Dikutip dari laman Medical News Daily, pada Rabu (25/11/2015) lalu, Prof. Robin Williams dan rekan-rekannya, dari Centre Biomedical Sciences di Royal Holloway, University of London di Inggris, mempublikasikan temuan mereka dalam jurnal Brain.

Diet ketogenik memiliki cara menggabungkan makanan yang tinggi lemak, seimbang dalam konsumsi protein dan rendah karbohidrat. Diet ini mengubah cara energi dibakar dalam tubuh.

Tubuh biasanya menggunakan karbohidrat untuk energi, tapi mengurangi asupan karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak berarti tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar utamanya. Perubahan sumber energi ini menyebabkan tubuh menghasilkan keton, molekul yang larut dalam air yang dibuat oleh hati.

Oleh banyak peneliti sebelumnya, keton dianggap berkontribusi bisa meningkatkan kontrol kejang pada pasien epilepsi. Tapi dalam studi terbaru ini, Prof. Williams telah mengidentifikasi asam lemak dari diet ketogenik medium-chain triglyceride (MCT), yang disebut asam dekanoat. Asam dekanoat ini yang mereka ditemukan memiliki efek anti-epilepsi yang kuat.

Para peneliti mengatakan asam dekanoat dalam diet ketogenik MCT memblokir kejang di antara orang epilepsi pada tingkat yang lebih besar daripada obat-obatan pada umumnya yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut. Tidak hanya itu, asam dekanoat bahkan dapat menimbulkan efek samping yang lebih sedikit.

"Menemukan bahwa mekanisme terapi diet yang mungkin adalah melalui lemak, daripada diterima secara luas oleh generasi keton, bisa memungkinkan kita untuk mengembangkan perbaikan diet. Dan menyarankan kita harus mengubah nama diet dengan sederhana, 'diet MCT," kata Prof. Williams.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya