Liputan6.com, London - Tidak terkena api atau suhu panas lainnya, namun seorang wanita asal Michigan, Amerika Serikat merasa tubuhnya terbakar seperti di oven. Ia merasa tubuhnya terbakar hidup-hidup. Sudah lebih dari 100 dokter ia datangi, baru diketahui ternyata ia alami kondisi langka akan rasa terbakar itu.
Dokter akhirnya mendiagnosis Samara Rose Ingraffia alami kondisi bernama erythromelalgia atau sindrom api. Sehingga Samara merasa dirinya mengalami secara konstan luka bakar tingkat kedua.Â
Selain itu, wanita berusia 25 tahun ini juga mengalami sindrom Renauld. Ini adalah sebuah kondisi langka yang membuat tubuhnya bereaksi secara dramatis akan penurunan suhu. Ia hanya merasa nyaman ketika suhu ruangan 17 derajat Celcius, jika lebih tinggi atau rendah tubuhnya akan bereaksi.
Advertisement
Baca Juga
"Saya tak tahu apa kondisi terburuk dari hal ini. Ini benar-benar memengaruhi segala sesuatu dalam hidup saya. Ini benar-benar menjengkelkan karena aku merasakan diriku terbakar hidup-hidup. Itu seperti neraka di bumi," terang Samara seperti dikutip laman Daily Mail, Selasa (29/12/2015).
Sebelum alami hal ini, Samara bisa berada di luar rumah sesuka hati. "Saat aku masih kecil, aku senang bermain di luar rumah. Rambutku berwarna hitam saat lahir, namun seiring waktu bertambah rambutku berwarna merah ketika berada di bawah sinar matahari," tutur Samara lagi.
Kondisi erythromelalgia dan Renauld juga dialami sang ayah, Brian (53). Sama seperti putrinya, ia selalu berada di dalam rumah agar tak tersiksa.
"Ketika mengetahui putriku mengalami kondisi sama ini sangat menyakitkan daripada yang aku mengalami sendiri," terang Brian.
Bapak dan anak ini telah mencoba aneka perawatan untuk atasi erythromelalgia namun hal tersebut tak mampu membantu mengurangi rasa panas dan sakit.