Liputan6.com, Jakarta Kalau Anda merupakan keturunan langsung dari orangtua atau kakek nenek yang diabetes, Anda memang perlu mewaspadai risiko diabetes. Faktanya, keturunan diabetes 6 kali lebih berisiko terkena diabetes. Namun, bukan berarti Anda yang bukan keturunan diabetes benar-benar bebas dari diabetes. Itu karena diabetes bukan hanya disebabkan oleh faktor keturunan.
Diabetes adalah kondisi di mana insulin (hormon yang membantu metabolisme gula) tidak bekerja dengan seharusnya, sehingga kadar gula di dalam darah melebihi batas normal. Kondisi ini bisa saja terjadi kalau kita tidak mengantisipasi gaya hidup seperti berikut ini.
Jarang Berolahraga
Kapan terakhir kali Anda berolahraga? Malas berolahraga akan berakibat menumpuknya lemak di tubuh, apalagi jika aktivitas Anda sehari-hari hanya duduk bekerja di kantor. Semakin sedikit aktivitas fisik yang Anda lakukan, semakin besar risiko Anda kegemukan.
Kegemukan ini bisa menyebabkan berbagai gangguan, salah satunya adalah memberikan beban yang lebih berat pada pankreas, yang berperan menghasilkan insulin (hormon yang membantu metabolisme gula). Tubuh menjadi kesulitan mempertahankan kadar gula darah pada kisaran normal. Inilah sebabnya banyak orang mengasosiasikan kegemukan dengan diabetes. Berolahraga rutin selama total minimal 150 menit dalam satu minggu akan membakar lemak dan membuat Anda lebih fit.
Kurang Tidur
Berapa lama Anda tidur di setiap malam? Apakah antara 4Â - 6 jam? Kalau Anda terbiasa tidur kurang dari 6 jam, dan merasa durasi itu cukup, Anda sebaiknya hati-hati. Faktanya, agar tubuh dapat melakukan proses recovery (pemulihan) yang optimal, Anda disarankan untuk tidur selama 7Â - 8 jam setiap hari.
Anda bisa rasakan sendiri, kurang tidur sering kali dihubungkan dengan kurang konsentrasi, proses pekerjaan pun jadi tidak maksimal. Belum lagi, kurang tidur bisa menyebabkan gangguan keseimbangan dan fungsi kerja hormon, salah satunya insulin. Karena itu, hindari kebiasaan begadang dari sekarang, supaya produktivitas Anda optimal, dan risiko diabetes bisa diminimalkan.
Minuman Manis Berlebihan
Coba hitung berapa cangkir kopi atau teh yang biasa Anda minum tiap hari? Sekarang, coba ingat-ingat berapa sendok makan gula yang Anda tambahkan ke dalam cangkir teh atau kopi yang Anda minum tiap harinya. Bandingkan dengan rekomendasi WHO (World Health Organization) yang merekomendasikan untuk membatasi asupan gula sampai hanya 25 gram (atau setara dengan 2 sendok makan) per hari, untuk memberikan manfaat kesehatan tambahan pada orang dewasa.
Itu baru asupan gula pada minuman yang rutin Anda minum, belum ditambah dengan asupan gula dari minuman dan makanan lain yang Anda santap. Satu kaleng minuman soda bisa mengandung 30 gram gula, minuman teh dalam kemasan botol bisa mengandung 26 gram gula, sedangkan 2 potong martabak manis sudah memberikan Anda 30 gram gula lainnya. Bisa dibayangkan, bagaimana kerja keras organ pankreas dalam memproduksi insulin, untuk mengimbangi asupan gula yang berlebihan dalam darah tersebut. Jika kondisi ini terus berlangsung fungsi pankreas akan turun, risiko diabetes pun akan jauh lebih besar.
Karena itu, sangat penting untuk menjalankan gaya hidup sehat dari sekarang. Selain memastikan Anda beraktivitas dan beristirahat yang cukup, perhatikan juga makanan dan minuman yang Anda santap. Batasi asupan karbohidrat sederhana (contohnya gula pasir) dan lemak, perbanyak konsumsi sayuran, ganti cemilan dengan buah-buahan. Supaya bisa tetap merasakan rasa manis, ganti gula pasir dengan gula rendah kalori. Risiko diabetes bisa diturunkan, hidup sehat pun bisa menyenangkan.*
Diabetes Bukan Hanya Disebabkan Faktor Keturunan!
Anda yang bukan keturunan diabetes bukan berarti bebas dari diabetes, karena diabetes bukan hanya disebabkan oleh faktor keturunan.
diperbarui 05 Jan 2016, 14:47 WIBDiterbitkan 05 Jan 2016, 14:47 WIB
Anda yang bukan keturunan diabetes bukan berarti bebas dari diabetes, karena diabetes bukan hanya disebabkan oleh faktor keturunan.
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jokowi Turun Gunung di Jakarta dan Jateng, PDIP: Tanda Elektabilitas RK dan Luthfi Merosot
Kunto Aji Ajak Masyarakat Populerkan Perayaan Ulang Tahun dan Wisuda di Warteg
Mengenal Lebih Dekat Nagari Pagaruyung dan Sejarahnya
Efek Perubahan Iklim pada Hewan, Perceraian Elang hingga Perkawinan Sedarah Beruang Kutub
Kisah Karomah Syekh Nawawi dan Mbah Kholil Bangkalan Sholat di Makkah dalam Sekejap, Cling!
Momen Gibran Bertemu Siswa Bernama Raka Saat Tinjau Makan Bergizi Gratis di Slipi
Pria Ekspatriat Keluhkan Polusi Udara Jakarta Makin Memburuk, Minta Event Lari Dibatalkan
Cara Merayakan Hari Anak Sedunia
Saat Abah Anom Lolos Pembunuhan PKI dengan Cara Menakjubkan, Karomah Wali
30 Ribu Saksi Siap Kawal Suara Ridwan Kamil-Suswono di Seluruh TPS Jakarta
Menkeu Sri Mulyani Pamer Gaya Bersongket di Tengah Polemik PPN 12 Persen
Polisi Tembak Mati Tersangka Curas Bersenjata Api Laras Panjang di Garut