Liputan6.com, Jakarta Orang dewasa setidaknya perlu mengonsumsi 20 - 30 gram serat per hari agar sistem pencernaan bekerja maksimal. Sayangnya, dengan alasan kepraktisan atau lainnya, orang cenderung mengonsumsi makanan yang telah diproses dan kehilangan sebagian besar kandungan seratnya.
Berikut risiko yang akan Anda hadapi jika kurang mengonsumsi serat, seperti dilansir dari laman Prevention, Selasa (23/2/2016).
Baca Juga
Sembelit
Advertisement
Serat sangat membantu melancarkan pencernaan. Kurang serat menyebabkan seseorang mengalami konstipasi hingga berujung pada ambeien.
Mengonsumsi suplemen bisa membantu mengatasi masalah kekurangan serat. Namun jauh lebih baik bila serat didapat tubuh dari asupan makanan sehari-hari.Â
Baca Juga
Merasa lapar
Jangan heran bila Anda akan cepat merasa lapar setelah mengonsumsi makanan berprotein tinggi, tapi rendah serat. Meski kaya akan kandungan protein, makanan yang rendah kadar seratnya akan membuat Anda selalu merasa lapar. Alasannya sederhana, serat dicerna lebih lambat oleh usus ketimbang nutrisi lainnya. Hal itulah yang menyebabkan Anda merasa kenyang lebih lama bila mengonsumsi makanan kaya akan serat.
Risiko sakit jantung meningkat
Banyak penelitian menunjukkan, semakin banyak serat yang Anda konsumsi, semakin sedikit kemungkinan Anda mengalami kolesterol tinggi.
Serat tidak mudah hancur dalam pencernaan sehingga memudahkan kolesterol ikut "menyangkut" di serat ketika melewati sistem pencernaan. Perpaduan serat dan kolesterol dikeluarkan dari tubuh saat Anda BAB. Peneliti juga menemukan, individu yang makan lebih banyak serat memiliki sedikit risiko meninggal karena penyakit jantung.
Selain itu, serat juga membantu penurunan berat badan dan secara tak langsung membantu jantung jadi lebih sehat.
Mengganggu kadar gula darah
Makanan yang banyak mengandung karbohidrat tinggi dan rendah serat bisa menaikkan kadar gula darah secara cepat. Namun gula darah Anda juga akan cepat turun setelahnya. Kondisi naik-turunnya gula darah secara drastis ini kurang baik untuk kesehatan dan meningkatkan risiko diabetes, menurut Harvard Schoold of Public Health.
Bahkan studi lebih besar menunjukkan, mereka yang mengonsumsi makanan rendah serat namun tinggi kadar gula lebih mungkin mengembangkan risiko diabetes tipe 2.