Tiyo, Bocah Tanpa Lengan dan Kaki Asal Ciamis Jago Main Gim

Tiyo Satrio, tampil di setiap kesempatan, dan membuktikan kepada teman-temannya kalau dirinya bisa mengikuti pertandingan.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 13 Jul 2016, 19:49 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 19:49 WIB
Tiyo, Bocah Tanpa Lengan dan Kaki Asal Ciamis Jago Main Gim
Anak-anak difabel (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak yang terlahir tanpa lengan, dan kaki bisa tersenyum bahagia karena dirinya bisa bermain gim playstation dengan menggunakan dagunya untuk mengoperasikan stik.

Tiyo Satrio bocah asal Jawa Barat, tampil di setiap kesempatan, dan membuktikan kepada teman-temannya kalau dirinya bisa mengikuti pertandingan, dilansir laman Dailymail, Rabu (13/7/2016). Sang ibu, Mimi menjelaskan, "Setelah mandi dia bermain sampai guru mengambilnya. Pulang sekolah dia bermain lagi. Setiap hari dia bermain."

Bukan hanya itu, anak berusia 11 tahun ini pun bersaing dengan teman-temannya di kelas secara akademis meski ia menulis dengan mulutnya.

Kepala sekolah berkebutuhan khusus mengatakan meskipun Tiyo duduk di kelas dua, tapi ia sudah mampu memecahkan masalah matematika seperti perkalian dan pembagian.

Tidak seperti bocah lainnya yang memiliki masalah ketidaknyamanan-sering tidak pergi keluar karena merasa rendah diri dan cacat fisik. Tiyo meski bergantung pada orang lain untuk membawa atau mendorongnya dengan kursi roda tetapi sifatnya yang optimis juga kerap membuat tertawa teman dan guru, menjadikannya siswa favorit.

Diakui Mimi, selama mengandung dirinya tidak menyadari kondisi anaknya. Setelah lahir, ia pun tidak langsung diberitahu kalau anaknya tidak memiliki lengan dan kaki.

"Bidan mengatakan semuanya normal. Dia mengatakan anak saya baik, normal, sehat. Saya melahirkan di tengah malam, dan diberitahu sore hari berikutnya," cerita Mimi.

Diakuinya pertama kali mendengar berita tersebut, dirinya terkejut tapi dia cepat menyesuaikan dengan kondisi anak. "Saya terkejut. Saya pikir dia akan menjadi normal seperti anak-anak saya yang lain. Dan sekarang saya merasa baik-baik saja."

Sementara, sang ayah, Wawan menjelaskan menjaga Tiyo adalah pekerjaan penuh waktu. Untungnya, Tiyo mampu melakukan beberapa hal seorang diri.

Sekolah SLB Firdaus di mana Tiyo belajar mengambil sebagian beban orangtuanya sehari-hari. Setiap pagi, ia dijemput dan dibawa ke sekolah. Tiyo merupakan siswa pintar untuk bidang matematika, dan agama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya