Duduk Lebih dari 10 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Duduk yang terlalu lama terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

oleh Retno Wulandari diperbarui 21 Jul 2016, 21:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 21:30 WIB
20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian dari Universitas Texas Southwestern Medical Center di Dallas, Amerika Serikat, duduk yang terlalu lama terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke. Para ahli menganalisis data dari 9 studi jangka panjang yang telah diikuti lebih dari 700.000 orang dewasa.

Yang menghitung hubungan antara waktu duduk mereka dengan serangan jantung dan stroke. Waktu duduk diartikan sebagai aktivitas fisik yang minim seperti duduk saat menonton televisi atau mengemudi. Setengah dari studi yang diikuti selama lebih dari 11 tahun ini, terdapat 25.769 kejadian kardiovaskular.

Dalam studi ini terungkap mereka yang duduk lebih dari 12 jam per hari berisiko 14 persen terkena penyakit kardiovaskular, sementara mereka yang duduk sekitar 10 jam sehari bakal mengalami peningkatan risiko sebesar 8 persen. JAMA (The Journal of the American Medical Association) Cardiology menyatakan peningkatan risiko hanya pada mereka yang telah duduk lebih dari 10 jam per hari.

“Waktu duduk yang lebih pendek dikaitkan dengan tingkat kebugaran kardiorespirasi yang lebih tinggi. Tetap aktif dan berolahraga secara teratur dapat membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular” jelas ketua peneliti, Dr Ambarish Pandey, seperti dilansir Medical Daily, Jumat (22/7/2016).

Karena peningkatan aktivitas fisik, menghindarkan kita dari duduk berkepanjangan, Pandey menyarankan saat di tempat kerja, ada baiknya melakukan aktivitas lain selain duduk. Cobalah jalan-jalan atau berdiri beberapa saat yang berguna untuk menurunkan waktu duduk.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya