Liputan6.com, Jakarta Menonton televisi menjadi kegemaran orang di hampir semua usia. Ketika program tayangan membius, orang sering lupa waktu. Tak banyak yang tahu bahwa menatap layar televisi selama berjam-jam dapat berakibat fatal bagi kesehatan kita, hingga kematian, seperti dikutip Independent, Kamis (28/7/2016).
Sebuah temuan terbaru menyatakan bahwa terlalu banyak menonton televisi dapat meningkatkan risiko kematian. Para ahli menyatakan untuk setiap tambahan 2 jam per hari menonton TV meningkatkan risiko emboli paru (gelembung udara atau darah menggumpal) fatal sebesar 40 persen. Sementara mereka yang menonton TV 5 jam atau lebih setiap hari meningkatkan risiko kematian lebih dari 2 kali dibandingkan mereka yang menonton kurang dari 2,5 jam.
Hasil penelitian ini menyebabkan para ilmuwan memperingatkan mereka yang memiliki kebiasaan menonton televisi khususnya penonton serial TV secara streaming. Yang biasanya menonton beberapa episode sekaligus. Mengingat studi ini dilakukan di Jepang ketika komputer mobile dan layanan streaming belum popular seperti sekarang.
Advertisement
"Saat ini, ketika dengan video streaming online unlimited, memungkinkan penonton untuk menyaksikan beberapa episode program televisi dalam satu hari," kata salah seorang peneliti, Professor Hiroyasu Iso, dari Osaka University.
Studi melibatkan lebih dari 86.000 yang memiliki kebiasaan menonton televisi. Peserta rata-rata berusia 40 dan 79 pada tahun 1988 dan 1990 yang kemudian mengikuti mereka selama periode 19 tahun.
Terdapat 59 kematian akibat emboli paru. Emboli paru adalah kondisi yang berbahaya, yang dapat diperburuk dengan kurangnya gerak. Diawali dengan gumpalan di tempat lain dalam tubuh yang bergerak menuju paru-paru, menyumbat pembuluh dan berujung pada kematian mendadak.
Untuk menghindari hal ini, Prof Iso memberikan tips. Setelah satu jam atau lebih menonton televisi, berdiri, lakukan peregangan, berjalan-jalan, selama lima menit untuk melemaskan otot-otot yang tegang.