Liputan6.com, Jakarta Untuk pertama kali di Indonesia dan mungkin dunia, kuliah umum tentang bedah saraf otak di bioskop dengan tayangan video tiga dimensi. Tepatnya pada 13-14 Agustus 2016 di bioskop Cinemaxx Lippo Village Tangerang digelar 3D Cinema Lectures.
Ratusan peserta dari Indonesia serta 16 negara lainnya datang khusus untuk melihat sinema tiga dimensi neurosurgery ini. Mulai dari dokter bedah saraf maupun dokter yang terkait dengan otak dari negara-negara Asia Tenggara dan Asia lalu Tunisia, Italia, hingga Amerika Serikat datang ke sini.
Baca Juga
Advertisement
Para dokter serta mahasiswa kedokteran ini rupanya penasaran seperti apa penjelasan para pakar bedah saraf kaliber internasional seperti Profesor Eko Wahjoepramono dari Indonesia dan Yoko Kato dari Jepang.
Pada sesi pertama tanggal 13 Agustus 2016, hampir 500 kursi bioskop di studio XD 2 Cinemaxx Lippo Village terisi. Mereka menggunakan kacamata tiga dimensi, peserta menyimak video tiga dimensi yang ditayangkan pada layar perak ukuran 18 meter sambil mendengarkan penjelasan pakar.
Ide segar perkuliahan umum di bioskop dengan teknologi tiga dimensi ini pun mendapat tanggapan positif dari World Federation of Neurosurgical Societies (WFNS) Foundation.
"Mereka (WFNS) juga surprise kenapa ide pertama datang dari sini (Indonesia). Kenapa ide pertama bukan di Amerika tapi di Indonesia," kata penggagas acara ini Profesor Eka Wahjoepramono di sela-sela acara.
Profesor Eka mengatakan, bahkan para pakar yang diundang sebagai pembicara pun belum pernah merasakan perkuliahan dengan sinema tiga dimensi seperti ini.
Ide Awal
Ide Awal
Dua tahun lalu Prof. Eka menghadiri sebuah konferensi di sebuah kampus di Singapura. Pemaparan dibantu video tiga dimensi ini dilakukan di ruangan kampus untuk 50 peserta.
"Pada saat itu saya benar-benar menyadari bahwa dengan cara ini (video tiga dimensi) para peserta jauh lebih impres, lebih berkesan, belajar pun lebih mudah, lebih mengerti sehingga kalau mereka menjadi dokter dan melakukan operasi pun lebih canggih," kata Prof Eka.
Berawal dari pengalaman tersebut, ia berpikir mengapa tidak dilakukan di bioskop terlebih memiliki kenalan orang dari bioskop. Setelah melewati proses panjang dan tidak mudah akhirnya terwujud juga kuliah sinema tiga dimensi pertama tentang bedah saraf otak di Indonesia dan mungkin di dunia.
"Sinema itu ada dimana-mana, tapi orang itu kan logikanya ke sini untuk nonton Batman, Superman, Tarzan tapi tak pernah terpikirkan untuk seperti ini," kata Prof. Eka.
Ia pun berharap lewat pemanfaatan teknologi tiga dimensi untuk edukasi ini mampu meningkatkan pemahaman peserta yang mengikutinya.Â
Advertisement