12 Jurus Bijak Menghadapi Pasangan yang Keras Kepala

Terkadang memiliki pasangan yang tidak bisa diatur membuat kita kesal. Untuk mengatasinya, perlu kita siasati cara berargumen dengannya.

oleh Adanti Pradita diperbarui 16 Agu 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2016, 19:00 WIB
Keras kepala
Terkadang memiliki pasangan yang tidak bisa diatur membuat kita kesal. Untuk mengatasinya, perlu kita siasati cara berargumen dengannya. (sumber: Fox News)

Liputan6.com, Jakarta- Terkadang memiliki pasangan yang tidak bisa diatur atau semaunya saja membuat kita kesal. Namun, jika ingin hubungan terus lancar, kita perlu menyiasati cara berargumen dengannya.

Saat pertama kali menjalin kasih dengan seseorang, tentunya Anda akan lebih sering diperlihatkan sisi baik mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa pasangan akan mulai dihadapkan pada fakta bahwa salah satu dari mereka memiliki sifat yang keras.

Tipe sifat keras beragam dengan yang paling menonjol adalah mereka yang selalu menganggap dirinya benar sehingga menolak untuk mengalah saat berdebat. Ini tentu butuh perhatian khusus lantaran bisa membuat hubungan kurang nyaman dan bisa berujung renggangnya hubungan tersebut.

Jika tidak ingin hubungan kandas dan percaya bahwa hal tersebut bisa ditangani dengan baik, maka Anda perlu ikuti 12 petunjuk di bawah ini, seperti dilansir dari Fox News, Selasa (16/8/2016):

-Gunakan nada rendah saat berargumen
-Bicara pelan-pelan saat mengemukakan pendapat Anda
-Hindari memotong pembicaraan pasangan
-Jadilah pendengar yang baik
-Pandang matanya
-Jangan terlihat gelisah dan sedikit-sedikit buang muka
-Senyum
-Jangan bilang dia salah. Gunakan kalimat, "Mungkin kamu ada benarnya.”
-Awali argumen dengan kalimat sopan seperti, “Kalau aku boleh saran/berpendapat”
-Pura-pura setuju dengan mengangguk atau dengan kata ‘Oh’, supaya Anda terkesan menghargai pendapatnya
-Meminta maaf apabila ada salah atau berpikiran berbeda (ini bukan tanda kekalahan!)
-Jika Anda ingin ia melakukan sesuatu tapi sudah meyakinkannya, coba katakan padanya bahwa ini bersifat sementara dan apabila tidak sesuai harapannya, ia bisa kembali dengan kepercayaan awalnya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya