Liputan6.com, Jakarta Kata "kecanduan seks" tentunya bukan hal baru di telinga. Laman Medicalnewstoday menulis, kecanduan seks yang juga dikenal dengan nama hiperseksual, nymphomania (bagi wanita), satyriasis (bagi pria), adalah perilaku seksual kompulsif yang mengarah pada ketidakmampuan individu untuk mengelola hasrat seksual mereka.
Tetapi apa penyebab seseorang menjadi kecanduan seks? Penyebab seseorang mencandu seks bukan semata-mata disebabkan oleh seks itu sendiri. Melansir laman WebMD, pecandu seks biasanya memiliki masalah yang lebih serius di balik kecanduannya terhadap seks, seperti misalnya stres, kecemasan, depresi, serta memandang rendah diri sendiri, yang kemudian memicu perilaku seksual mereka.
"Ada kekeliruan umum, ini bukan tentang seks, sama seperti masalah gangguan makan yang masalahnya tidak terletak pada makanan itu," ujar Rory Reid, PhD, LCSW, psikolog peneliti di Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior, UCLA.
Advertisement
Stres, depresi, serta kecemasan sebagai masalah utama kecanduan seks juga diungkap oleh John O'Neill, LCSW, LCDC, CAS, CART, konselor kecanduan bersertifikat di Menninger Clinic, Houston, Amerika Serikat. Oleh karena itu seseorang orang yang kecanduan seks tidak akan didiagnosis dengan DSM-5, metode yang biasa dipakai untuk mendiagnosis gangguan mental.
Laman WebMD juga menulis, para ahli lebih suka menggunakan kata "kelainan hiperseksual" ketimbang "kecanduan seks". Apa pun sebutannya, hal itu merujuk pada individu dengan kebiasaan seksual yang merusak diri mereka dan atau keluarga mereka.
Reid memberi contoh, individu yang kecanduan seks bisa menghabiskan setengah dari pendapatan mereka untuk menyewa jasa prostitusi, atau pegawai yang kerap berselancar di dunia maya mengunjungi situs-situs porno hingga kehilangan pekerjaan mereka.
"Siapa yang melakukan hal-hal seperti itu? Tentunya orang-orang yang memiliki masalah," ujar Reid.
Hal ini tentu saja berisiko besar tak hanya pada kehidupan pribadi individu yang kecanduan seks, melainkan juga bagi kehidupan sosial dan pekerjaan mereka. Pecandu seks juga berisiko tertular HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lainnya.
Menurut Reid, individu yang kecanduan seks memiliki perilaku yang tampak serupa dengan mereka yang mengalami kelainan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder/OCD). Ini juga bisa dikaitkan dengan kadar kimiawi otak seperti dopamin atau serotonin yang tidak normal. Selain itu juga terkait dengan masalah perhatian, kontrol impulsif, atau masalah emosional.