Kurang Tidur, Pilih Olahraga atau Lanjut Tidur?

Bila pada saat yang sama tubuh Anda kurang tidur, pilih mana: kembali tidur atau berolahraga?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Sep 2016, 09:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 09:30 WIB
Proses Penyusutan Otak Cepat Terjadi Bila Kurang Tidur
Orang dewasa berusia lebih tua dan memiliki kualitas tidur yang buruk, membuat proses penyusutan di otak semakin cepat.

Liputan6.com, Jakarta Olahraga merupakan hal penting dilakukan. Namun bila pada saat yang sama tubuh Anda kurang tidur, pilih mana: kembali tidur atau berolahraga?

Menurut pelatih pribadi (personal trainer) asal New York, Anna Kaiser, jika diberi dua pilihan tersebut dengan kondisi kurang tidur, lebih baik pilih kembali beristirahat merebahkan diri. Tidur lebih penting daripada olahraga menurut personal trainer para publik figur seperti penyanyi Shakira dan supermodel Karlie Kloss ini.

"Jika Anda baru tidur lima-enam jam lalu diberi pilihan, pilih tidur lagi daripada olahraga," tutur Kaiser seperti dikutip laman Huffington Post, Rabu (7/9/2016).

Lalu, apakah hasil riset medis setuju dengan pendapat Kaiser?

Rupanya jawabannya tidak terlalu jelas seperti diungkap peneliti tidur dari University of Pittsburgh, Christopher Kline. Beberapa studi mengungkap tambahan tidur mampu memengaruhi kesehatan jantung. Namun tak menunjukkan apa pengaruh olahraga terhadap jantung.

Ya, idealnya orang tidur tujuh hingga delapan jam per malam dan beberapa puluh menit melakukan olahraga. Namun bila kurang tidur--tidur hanya lima jam--Kline lebih memprioritaskan tidur.

"Anda butuh tidur tujuh hingga delapan jam tidur. Jika kurang dari itu, olahraga keras maupun makan lebih sedikit bukan jawaban. Ini tentang tidur cukup," katanya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya