Konten Edukatif di Gawai Belum Tentu Efektif untuk Anak

Saat ini mungkin banyak konten edukatif untuk anak yang bisa diunggah gratis melalui gawai.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Okt 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2016, 09:00 WIB
Ilustrasi anak main gawai. Foto: gabworthy
Ilustrasi anak main gawai. Foto: gabworthy

Liputan6.com, Jakarta Saat ini mungkin banyak konten edukatif untuk anak yang bisa diunggah gratis melalui gawai (gadjet). Namun siapa sangka kalau penggunaan gawai tanpa pendampingan orangtua tidak mempengaruhi perkembangan anak.

"Orangtua harus paham kalau gawai itu hanya tools (alat pelengkap) dalam membimbing anak. Jadi tetap saja butuh komunikasi dua arah antara orangtua dan anak saat si kecil main gawai," kata Psikolog dari Rainbow Castle, Devi Raissa M.Psi, saat ditemui Liputan6.com di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, ditulis Sabtu (15/10/2016).

Bahkan menurut penelitian, kata Devi, isi permainan yang mendidik atau edukatif di gawai sama sekali tidak mempengaruhi otak anak bila tidak ada pendampingan dari orangtua.

"Kalau anak cuma diberi gadjet saja, tanpa pendampingan dia enggak akan dapat apa-apa. Tapi beda kalau ada pendampingan, komunikasi itu yang dibutuhin sama anak kecil."

Devi menambahkan, penggunaan wajar gawai pada anak hanya 30 menit sampai satu jam. Itupun waktunya dipecah, misalkan siang 15 menit, malam 10 menit dan sebagainya.

"Ada banyak dampak buruk gadjet pada anak, seperti misalnya anak-anak jadi kurang atensinya, menyita perhatian ataupun bisa memaksa otak anak bekerja lebih keras. Jadi kalau dia main game misalnya, itu kan cepat atau video bisa di forward, saat masuk ke dunia nyata, dia akan menganggap segala hal di sekelilingnya lambat, butuh waktu, jadi dia butuh stimulasi tambahan. Makanya dia suka lari-larian, enggak fokus, enggak dengerin orangtua," pungkasnya.

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya