Liputan6.com, Jakarta Jika sebelumnya pasien kanker darah (leukimia) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mendapatkan pengobatan dengan cara konvensional dengan menggunakan infus dan perawatan khusus di ICU selama seminggu. Kini, mereka bisa mendapatkan pengobatan dengan alat canggih menggunakan mesin apheresis hanya dalam dua jam.
Kepala Neurologi di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM, Djajadiman Gatot mengatakan, mesin apheresis ini berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan darah dan plasma sehingga sel darah putih yang berlebihan dan tidak baik bagi tubuh pasien, akan dibuang oleh mesin ini.
Baca Juga
“Yang datang ke kami itu sel darah putihnya sampai ratusan ribu, dan kalau tidak tertangani dengan baik atau tidak diturunkan selnya, bisa meninggal sebelum kemoterapi,” katanya di sela-sela acara serah terima mesin apheresis yang didonasikan oleh Prudential Indonesia dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) di RSCM, Kamis (27/10/2016).
Advertisement
Kendati demikian, dokter spesialis anak RSCM, Endang Windiastuti menuturkan, alat ini bukanlah pengobatan utama bagi penderita leukimia karena bagaimanapun kemoterapi tetap penting. Dan alat ini memiliki efek samping.
"Efek sampingnya nyeri, infeksi walaupun jarang. Jadi jarumnya harus steril,” ujarnya.
Setiap tahun, ada 60 hingga 70 pasien leukimia di RSCM. Perbulannya ada sekitar satu hingga tiga orang yang menderita penyakit ini.