Ini Alasan Aroma Tubuh Bayi Begitu Wangi

Aroma tubuh bayi yang begitu khas, membuat ibu, ayah, serta saudara ingin terus dan terus menciumi si mungil.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Okt 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2016, 12:00 WIB
Bau Bayi
Kulit bayi yang lucu disebut sebagai taktik biologis yang mengundang orang-orang di sekitarnya untuk menyayanginya.

Liputan6.com, New York- Aroma tubuh bayi baru lahir itu begitu disukai. Tak cuma ibu atau ayahnya saja yang sulit menahan godaan mencium bayi, kakak, dan saudara-saudara lain pun iya. Lalu, mengapa ya aroma tubuh bayi begitu menyenangkan?

Foto yang dirilis pada Sabtu (6/6/2015) menunjukkan Pangeran George yang mencium mesra kening sang adik, Putri Charlotte di rumah mereka di Anmer Hall, Norfolk. (REUTERS/Duchess of Cambridge)

Aroma tubuh bayi yang khas menurut para ilmuwan disebabkan oleh kelenjar keringat mereka. "Salah satu teori mengatakan aroma tubuh yang menyenangkan itu berasal bahan kimia yang berasal dari kelenjar bayi baru lahir," tutur analis kimia dari Monell Chemical Senses Center di Philhadelphia, Amerika Serikat, George Preti.

Alasan lain mengapa aroma tubuh bayi begitu menyenangkan yaitu karena metabolismenya. Pada saat baru lahir, asupan makanan bayi hanya berasal dari ASI saja. Namun, setelah ia mulai makan dan minum yang lain, aroma tubuhnya mulai  berbeda seperti mengutip Women's Health, Minggu (30/10/2016).

Bisa juga, aroma tubuh bayi yang khas tersebut karena lapisan putih pada kulit bayi baru lahir. Meski beberapa hari kemudian bayi mandi dan secara perlahan lapisan tersebut lepas, aroma wangi khasnya masih tertinggal.

Mencium aroma tubuh bayi.

Apa pun alasan di baliknya, Preti meyakini aroma tubuh bayi yang menyenangkan ini merupakan cara alam agar orangtua makin jatuh cinta pada si mungil ini.

"Aroma tubuh bayi membantu ibu menyadari kehadiran anak dan bisa membuat ikatan yang dekat dengan buah hati," kata Preti.

Hal ini terbukti lewat studi yang menunjukkan ketika ibu mencium aroma tubuh bayi, itu membuat rasa senang di otak "menyala". Hal ini membuat si ibu ingin menghabiskan waktu berlama-lama mengurus buah hatinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya