Alasan RS Pertamedika Sentul City Belum Terima Pasien BPJS

Dinas Kesehatan Kota Bogor mengimbau agar Rumah Sakit Pertamedika Sentul City menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Ini jawaban RSPSC

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 02 Nov 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 09:00 WIB
Alasan RS Pertamedika Sentul City Belum Terima Pasien BPJS
Dinas Kesehatan Kota Bogor mengimbau agar Rumah Sakit Pertamedika Sentul City menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Ini jawaban RSPSC

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Dr Camalia W Sumaryana MKM berharap agar Rumah Sakit Pertamedika Sentul City (RSPSC) segera menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan supaya tidak ada lagi pasien BPJS Kesehatan yang melakukan "tawaf" karena ditolak rumah sakit lantaran penuh.

"Jumlah penduduk kabupaten Bogor adalah 5,5 juta jiwa. Sama dengan provinsi, lebih banyak sedikit dari Singapura. Kalau Rumah Sakit Pertamedika Sentul City belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, berarti jumlah tempat tidur untuk masyarakat yang kurang beruntung menjadi tambah berkurang," kata Camalia saat diminta memberi sambutan pada perayaan HUT Rumah Sakit Pertamedika Sentul City ke-3 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ditulis Rabu (2/11/2016)

Dari 25 rumah sakit saja, lanjut Camalia, rasio kebutuhan tempat tidur baru terpenuhi sebanyak 50 persen. Jangan heran kalau banyak pasien BPJS Kesehatan yang ditolak. "Saya sering bercanda bahwa masyarakat kita sering ikut tawaf. Selalu ditolak karena penuh. Apalagi kalau Rumah Sakit Pertamedika Sentul City tidak menerima BPJS Kesehatan, tambah panjang tawaf yang dilakukan masyarakat Bogor," ujar Camalia sambil bercanda.

Camalia mengaku mengikuti betul perjalanan Rumah Sakit Pertamedika Sentul City dari sebelum dibangun sampai berumur tiga tahun. Dia percaya bahwa RSPSC dalam waktu dekat akan menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Direktur Utama RSPSC, DR Dany Amrul Ichdan SE Msc yang mendengar permintaan Camalia menjawab, menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan merupakan target beberapa bulan ke depan. Sebab mereka harus memperbaiki infrastruktur yang dinilai belum bagus. Dany tidak ingin RSPSC memberi pelayanan yang tidak optimal dan membeda-bedakan antara pasien BPJS Kesehatan dengan yang non-BPJS.

"Kapasitas di rumah ini masih 104 bed. Kalau kita sekarang terima BPJS, sementara infrastruktur belum bagus, saya khawatir yang BPJS itu tidak bisa dilayani dengan optimal," kata Dany kepada Health Liputan6.com

Pihak RSPSC sudah mengambil sebidang tanah di bagian samping rumah sakit guna membangun satu tower baru. Karena tidak ingin ada diskriminasi, maka infrastruktur baru tersebut harus sama dengan yang lama.

"Alasan lain kenapa belum terima BPJS, kita perlu mendapatkan keyakinan bahwa unit cost kita sudah efisien. Untuk mengefisienkan itu kita perlu sosialisasikan ke tenaga medis kita tentang tarif yang kita miliki. Bahwa tarif yang kita miliki ini sudah efisien, sudah memiliki daya saing agar kita siap menghadapi BPJS," ujar Dany.

Dany juga tak ingin mendengar keluhan-keluhan dari pasien BPJS karena ketidaksiapan dari RSPSC. Dany tidak ingin ada pembeda dalam hal pelayanan untuk pasien BPJS dan yang non BPJS Kesehatan.

"Saya tidak setuju kalau rumah sakit bikin registrasi buat pasien BPJS Kesehatan di sini dan yang non di sini. Juga nggak mau, yang non BPJS pakai AC sementara yang BPJS pakai kipas angin. Karena orang yang menggunakan BPJS Kesehatan ini juga bayar iuran dan pemerintah support. Kami tentu tidak menjadikan mereka warga negara yang tidak premium," kata Dany.

"Kami ingin menyiapkan Rumah Sakit Pertamedika Sentul City ini bisa memberikan layanan premium bagi peserta BPJS Kesehatan. Karena komitmen kami memberikan layanan premium dan excellent ke pasien BPJS. Maka insfrastruktur harus dibangun dan tidak boleh asal-asalan," kata Dany menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya