Awas, Anak-Anak Rentan Alami Gegar Otak

Anak-anak sering alami gegar otak.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Des 2016, 14:50 WIB
Diterbitkan 05 Des 2016, 14:50 WIB
Ilustrasi Gegar Otak
Gegar otak banyak dialami anak-anak

Liputan6.com, Utah - Anda harus hati-hati dengan kepala. Bila terjadi gegar otak, Anda akan mengalami efek jangka pendek yang berlangsung beberapa jam atau beberapa hari. Jika Anda mengabaikan rasa sakit di kepala, efek jangka panjang akan membahayakan nyawa kesehatan. Kasus gegar otak ternyata lebih banyak terjadi pada anak-anak.

Jumlah kunjungan pada anak-anak yang gegar otak sebanyak 57 persen pada 2001-2009. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, sekitar 40 persen cedera otak traumatis terjadi pada kelompok usia ini.

Gegar otak akibat dari benturan keras ke kepala sehingga saraf otak bergerak bolak-balik (whiplash). Gerakan tersebut menyebabkan saraf otak memutar di dalam tengkorak.

Sel-sel halus dan struktur di dalam otak Anda akan mengalami kerusakan.

Penyebab gegar otak

Sekitar 300 ribu kasus gegar otak terjadi tiap tahun akibat olahraga.

Dilansir dari University of Utah Health Care, Senin (5/12/2016), penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Training Athletic mengemukakan, atlet wanita memiliki risiko tinggi gegar otak dibanding atlet pria.

Dari laporan American Physical Therapy Association, gegar otak terjadi nyaris di tiap olahraga, misalnya sepak bola, gulat, hoki es, dan basket. Gegar otak juga terjadi akibat dari kecelakaan mobil dan terjatuh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya