Liputan6.com, Jakarta Faktor genetik dan lingkungan punya pengaruh terhadap munculnya kanker. Namun faktor lingkungan paling memiliki pengaruh besar terhadap munculnya kanker usus besar atau kolorektal.
"Faktor genetik perannya hanya 5-10 persen, tapi kalau lingkungan sampai dengan 90-95 persen berpengaruh terhadap munculnya kanker usus besar," kata Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP pada acara Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal pada Rabu (15/3/2017).
Baca Juga
Faktor lingkungan yang dimaksud Aru melingkupi diet yang tidak sehat, salah satunya angka kecukupan makan serat dari buah dan sayur amat sedikit. Lalu, bila orang tersebut mengalami obesitas itu juga memperbesar potensi terkena kanker.
Advertisement
"Orang obesitas itu cenderung mengalami diabetes yang nanti membuat tubuh lebih rentan terkena kanker," kata Prof Aru.
Selain itu, kebiasaan tidak sehat lain juga turut meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Seperti merokok, mengonsumsi alkohol, dan malas berolahraga.
Prof Aru menuturkan ada sebuah studi tentang kebiasaan makan orang Jepang yang gemar makan ikan. Kebiasaan tersebut membuat angka kasus kanker usus besar rendah. "Namun saat mereka pindah ke negara-negara Barat sering mengonsumsi makanan cepat saji, ada lebih banyak yang mengalami kanker usus besar. Ini artinya lingkungan punya pengaruh besar terhadap kasus kanker usus besar," katanya.Â
Oleh karena itu penting sekali untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita demi menekan risiko terkena kanker usus besar yakni:
1. Jaga berat badan dalam angka normal.
2. Rutin berolahraga setiap hari atau paling tidak aktif melakukan aktivitas fisik.
3. Mengonsumsi asupan kaya serat dari buah dan sayur.
4. Batasi asupan daging merah serta hindari mengonsumsi daging olahan.
5. Jangan menghisap rokok dan mengonsumsi alkohol.