Usia 18 Bulan, Batita Ini Punya Bulu Kemaluan dan Bisa Ereksi

Di usia 18 bulan, Arsh Akhtar telah memiliki bulu kemaluan dan kerap mengalami ereksi yang menyakitkan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 22 Apr 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2017, 06:48 WIB
Ilustrasi Usia 18 Bulan, Batita Ini Punya Bulu Kemaluan dan Bisa Ereksi
Ilustrasi Usia 18 Bulan, Batita Ini Punya Bulu Kemaluan dan Bisa Ereksi

Liputan6.com, Jakarta Seorang anak laki-laki asal Delhi, India menderita penyakit langka yang menunjukkan kematangan seksual atau disebut precocious puberty (pubertas sangat dini). Di usia 18 bulan, Arsh Akhtar telah memiliki bulu kemaluan dan kerap mengalami ereksi yang menyakitkan.

Namun meskipun Arsh telah menunjukkan tanda-tanda pubertas dini pada usia enam bulan, namun ayahnya Waseem Akhtar (32) dan ibunya, Shabnam Parveen (23) mengabaikan gejala tersebut.

"Kami hanya berpikir kalau dia tumbuh lebih cepat dari anak seusianya. Tapi kekhawatiran kami semakin menjadi setelah rambut kemaluan dan alat kelaminnya tumbuh di usia sekitar 18 bulan," kata Shabnam, seperti diberitakan Daily Mail, Sabtu (21/4/2017).

Sayangnya, pada saat orangtuanya membawa ke dokter, Arsh sudah menunjukkan perilaku kekerasan dan agresif. Ia juga telah memiliki dorongan seksual.

"Arsh memiliki kadar testosteron yang sangat tinggi saat dia mengunjungi saya. Kondisinya seperti pria berusia 25 tahun," kata ahli endokrinologi pediatrik dan spesialis hormon di Max Hospital, Dr Vaishakhi Rustagi.

Kendati demikian, Vaishakhi tidak mengerti apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. "Ini kasus yang sangat jarang terjadi. Bagaimana pun dia menderita kelainan hormon dan membutuhkan pengobatan segera."

Dokter menambahkan, jika anak tersebut tidak diobati sebelum usia lima tahun, hal tersebut mungkin akan menghambat pertumbuhannya.

Kondisi ini, kata Vaishakhi, sangat jarang terjadi. "Hanya satu orang di antara 100.000 anak berusia delapan sampai 10 tahun yang mengalami kondisi ini.

"Saat ini, Arsh telah menunjukkan perkembangan akan penyakit langka yang dialaminya. Kelaminnya telah menyusut namun ia masih menjalani terapi hormon. Kita hanya bisa mengendalikan testosteronnya," tambah Vaishakhi.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya