Liputan6.com, Jakarta Remaja saat ini memiliki tekanan luar biasa untuk memiliki kehidupan yang sempurna, termasuk terkait penampilan dan keinginannya untuk diet. Mereka tak ragu untuk melakukan cara instan dengan mengonsumsi pil diet tanpa ke dokter. Padahal, ada bahaya tersembunyi di baliknya.
Seperti disampaikan Senior Managing Health Editor, Dr. Manny Alvarez bahwa remaja kerap beralih mengonsumsi pil diet ketimbang mengubah pola makan lebih sehat untuk membuat tubuhnya bak model.
"Citra tubuh negatif ini mempengaruhi remaja di mana-mana. Baru-baru ini, aktris Tia Mowry buka-bukaan soal dia mengambil obat pelangsing saat remaja. Sayangnya, pil diet tidak membantunya. Dia justru mengalami beberapa masalah kesehatan, termasuk ketidaksuburan di kemudian hari," kata Alvarez, seperti dimuat Foxnews, Sabtu (20/5/207).
Advertisement
Masalah besar lainnya, kata Alvarez, adalah kandungan pil diet yang dianggap tidak aman bagi remaja. Hal ini pernah terjadi pada seorang wanita muda, Eloise Parry yang membeli pil diet dengan senyawa kimia yang dikenal sebagai DNP di dalamnya.
"DNP telah dilarang selama beberapa dekade. Efek sampingnya diketahui telah menelan korban," ujar Alvarez.
Pada 2009, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menemukan 69 pil diet mengandung bahan yang tidak terdaftar yang dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti kejang dan stroke.
"Orang seharusnya tidak mempertaruhkan kesehatannya dengan menggunakan pil diet, walaupun cara ini menjanjikan penurunan berat badan yang mudah. Alangkah baiknya bila remaja mempelajari kebiasaan makan dan gizi yang tepat untuk menurunkan berat badan," kata Alvarez.
Sebab pil diet, kata dia, hanya akan menutupi masalah yang lebih dalam. Selain itu, pil ini sering mengandung bahan kimia berbahaya yang menyebabkan efek samping serius, termasuk kematian. Remaja harus menjauh dari pil diet sama sekali, dan orang tua harus tetap waspada terhadap tanda-tanda obsesi berat badan dan penggunaan pil diet.