Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan mengklaim, jenis rokok light dengan lubang kecil pada filter membuat perokok lebih berisiko meningkatkan risiko kanker paru-paru yang paling umum, atau disebut adenokarsinoma.Seperti dimuat laman Daily Star, Senin (29/5/2017), peneliti telah menganalisis adenokarsinoma selama 50 tahun terakhir.
Advertisement
Hasilnya, seperti yang telah lama dicurigai."Ada hubungan yang jelas antara meningkatnya adenokarsinoma dengan rokok light yang lebih tinggi," ujar peneliti.Rokok light yang memiliki lubang kecil di saringannya telah ada sejak 50 tahun lalu dan dipasarkan dengan iming-iming pilihan yang lebih sehat.Peneliti utama, Dr Peter Shields, dari Ohio State University mengatakan, hal tersebut sebenarnya untuk menipu perokok dan masyarakat lain bahwa jenis rokok itu lebih aman."Data kami menunjukkan peningkatan adenokarsinoma selama 20 tahun terakhir. Yang terjadi saat ini, lubang kecil masih ditambahkan ke hampir semua rokok yang diisap hingga hari ini," katanya.Di Amerika dan Inggris, melabeli kemasan rokok dengan kata-kata "light" atau "tar rendah" dianggap ilegal. Namun para ilmuwan mengatakan, regulator seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) harus segera mengambil tindakan untuk lubang filter pada rokok.Dalam studi ini, para ilmuwan melakukan analisis mendalam terhadap literatur penelitian termasuk uji klinis, studi epidemiologi dan investigasi toxilogical yang mencakup dokumen perusahaan tembakau internal.Lubang kecil pada filter rokok dianggap dapat membuat perokok menghirup lebih banyak asap yang mengandung bahan kimia penyebab kanker."Lubang ventilasi filter akan menghasilkan lebih banyak karsinogen, yang kemudian juga memungkinkan asap masuk ke paru-paru dan mengendap lebih dalam. Di situlah adenokarsinoma lebih sering terjadi," ucap Shields.Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa melarang lubang filter tidak akan meningkatkan kecanduan rokok atau paparan bahan kimia beracun, kata para ilmuwan.