Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya Julia Perez, data GLOBOCAN 2012 memprediksi ada 38 kasus baru kanker serviks yang terjadi setiap hari di Indonesia. Dengan 70 persen diketahui sudah stadium lanjut (<IIB).
Demi menekan jumlah wanita yang mengidap kanker serviks, inisiator Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) Prof dr Andrijono SpOG (K) menyarankan pemerintah agar vaksinasi HPV pada siswi kelas 5 SD segera menjadi program nasional.
Baca Juga
"Kanker serviks kan sudah ada vaksinnya, kalau bisa dicegah ya kenapa tidak dicegah," kata kata Andrijono saat dihubungi Health Liputan6.com ditulis Senin (12/6/2017).
Advertisement
Saat ini program pemberian vaksin HPV pada siswi SD baru dilakukan di Provinsi DKI Jakarta. Segera menyusul kota lain, yakni Yogyakarta, Surabaya, dan Manado.
"Anak umur 9-14 tahun daya imunnya masih bagus banget. Dengan dosis dua kali suntik, vaksin HPV bisa melindungi mereka dari kanker serviks sampai 70 persen sekitar 17 tahun ke depan," kata Andrijono.
Menurutnya, jika pemerintah membeli vaksin HPV sebagai program nasional untuk anak kelas 5 SD berjumlah sekitar 2 juta siswi, tentu harganya lebih murah.
"Mungkin bisa sekitar 6 dolar. Berarti kalau dua kali suntik sekitar 12 dolar tinggal dikalikan 2 juta siswi," dia menambahkan.
Beda halnya bila seseorang sudah terkena kanker serviks, biaya yang dikeluarkan pemerintah lebih besar. Belum lagi, keluarga pasien kanker serviks jadi tidak bekerja karena anak atau suami harus menunggu ibu atau istri yang sakit.
"Coba dihitung, dengan program nasional vaksin HPV kita jadi lebih ngirit," katanya.