Liputan6.com, Jakarta Banyak orang menganggap diet identik dengan rasa lapar, lemas, dan pengorbanan yang menyiksa. Persepsi ini sering kali membuat orang enggan memulai perjalanan menuju pola hidup sehat.
Namun, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik Wismandari Wisnu mengatakan diet tidak seharusnya menyiksa. Dengan pendekatan yang benar dan panduan dari ahli, diet justru bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkelanjutan.
Advertisement
Baca Juga
"Tidak semua diet menyiksa, kalau ngikutin resepnya dietisien kita enggak kelaparan karena di resepnya para teman-teman dietisien dan juga dokter gizi, mereka memberikan makanan yang gizinya bagus," kata Wismandari
Advertisement
Lalu, ia juga yakin dietisien maupun dokter gizi membuat meal plan yang bakal mengenyangkan alias tidak membuat rasa lapar lebih cepat muncul.
Ia mengatakan makanan yang tepat tidak akan membuat diet tersiksa dan rasa lapar tidak cepat muncul. Contohnya saat makan pagi, protein diambil dari putih telur yang membuat kenyang lebih lama.
Selain itu jeda makan pagi dan siang harus diselipkan camilan agar saat makan siang tidak berlebihan. Jika tidak ada camilan, maka jeda waktu yang lama tersebut akan membuat tubuh mencari-cari makanan karena lapar seperti mengutip Antara.
Tidak Makan Saat Jam Makan? Salah Itu
Wismandari juga mengatakan diet tanpa makan di jam makan juga tidak tepat. Ia mengatakan justru saat diet jangan melewatkan makan, yaitu makan pagi, siang dan malam.
“Jadi yang membuat kalau lagi diet lapar, lemes itu karena dietnya salah berarti," tegasnya.
Diet yang Sehat Tidak Boleh Kelaparan
Diet yang bagus itu harusnya tidak boleh membuat rasa lapar.
"Harus fun, karena dia harus ngelakuin itu seumur hidup," kata wanita yang juga staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu.
Advertisement
Diet Seimbang
Diet seimbang dengan kalori yang diukur sesuai keadaan badan dan ada zat mikronutrien yang di ukur masing-masing dari karbohidrat, lemak dan protein.
Jika ingin menurunkan berat badan ia menyarankan untuk defisit kalori dan olahraga.
Salah satu diet yang dianjurkan adalah intermittent fasting dengan metode 16 jam puasa dan 8 jam makan.
Diet Rendah Karbo dan Tinggi Protein, Aman Enggak?
Wismandari juga menyebut diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak protein untuk kontrol berat badan boleh dilakukan namun tidak terlalu lama. Menjalankan pola makan seperti itu terlalu lama bisa berefek ke otot dan ginjal.
“Ini bukan diet yang disarankan untuk jangka panjang. Kalau mau coba ya buat nurunin berat badan silahkan, tapi habis itu kembali ke diet yang normal yang kalorinya defisit,” katanya.
Advertisement