Liputan6.com, Jakarta Pemberian vaksin campak pada anak harus dilakukan berulang. Guna mencegah penularan penyakit campak dari anak lain. Terlewat satu kali saja kemungkinan anak buat tertular penyakit seperti yang dialami dua buah hati Oki Setiana Dewi terbuka lebar.
Dokter spesialis anak yang juga pendiri Rumah Vaksinasi, Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan, pemberian vaksin campak berulang dilakukan pada umur 9 bulan, kemudian 18 bulan, bahkan harus diulang lagi di umur 5 tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Apabila pada satu kompleks mayoritas anaknya divaksin campak lengkap (berulang), kalau ada satu yang terserang campak akan tertutup oleh lingkungannya yang kebal. Enggak akan menular-menular," kata dia kepada Health Liputan6.com, Rabu, 14 Juni 2017.
Namun, hal serupa tak bakal terjadi apabila mayoritas anak-anaknya tidak mendapatkan vaksin campak berulang atau bahkan tidak divaksin sama sekali.
"Bisa-bisa menyebar satu sekolah, yang kemudian sekolah diliburkan. Kan rugi gitu. Masa satu sekolah diliburkan gara-gara penyakit campak yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksinasi?" kata Piprim.
Vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit campak atau tampek ini bisa orangtua dapatkan cuma-cuma, alias gratis, di puskesmas. Jangan sampai tidak, karena risiko kematian anak akibat campak di seluruh dunia sangat tinggi.
WHO mencatat, 15 orang anak meninggal karena campak setiap jamnya. Bila dijumlah, ada 360 anak yang meninggal setiap harinya atau 135.000 orang anak yang terenggut nyawanya karena campak.
"Sayangnya, masih banyak yang salah paham, mengira bahwa vaksin bisa diganti dengan pemberian kurma, madu, maupun ASI. Mereka, kelompok antivaksin, bicara tanpa ilmu. Sejarah sudah membuktikan, penyakit ganas yang mematikan bisa tereliminasi penyakitnya hanya setelah ditemukan vaksin-nya," kata Piprim menekankan.