Vaksinasi, Mengaktifkan Kekebalan Spesifik yang Sudah Allah Kasih

Mengapa ada kelompok anti vaksin? Benarkah tanpa vaksin kita bisa terbebas dari penyakit seperti campak atau polio?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Jun 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 16:30 WIB
Vaksin Haram, Vaksin Halal
Mengapa ada kelompok anti vaksin? Benarkah tanpa vaksin kita bisa terbebas dari penyakit seperti campak atau polio?

Liputan6.com, Jakarta Kalimat 'Buat apa vaksin? Kalau memang sakit, ya sudah sakit saja, itu takdir Allah' sering kali didengungkan kelompok antivaksin. Kepercayaan yang tidak didasarkan ilmu pasti itu membuat orang-orang yang semula ingin vaksin jadi galau. Mereka baru tersadar setelah dampak dari keputusan itu mereka rasakan sendiri.

Dokter spesialis anak konsultan dan pendiri Rumah Vaksinasi, Piprim Basarah Yanuarso memberi tanggapan dengan menulis status di media sosialnya seperti di bawah ini;

"Omongan mereka itu kan sama saja dengan kalau kamu mau menyeberang jalan, enggak usah lihat kanan kiri, merem saja. Manusia tidak boleh seperti itu. Allah sendiri mengajarkan harus usaha dulu maksimal baru pasrah," kata Piprim saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu (14/6/2017)

Piprim tak pernah bosan mengingatkan bahwa vaksin tidak bisa tergantikan dengan cara apa pun. Sekalipun cara Arab coba menggantikannya dengan kurma, tahmit, herbal, dan air susu ibu.

Sejarah sendiri yang membuktikan bahwa penyakit ganas yang memakan banyak korban manusia seperti campak, difteri, dan polio baru bisa tereliminasi setelah ahli menemukan vaksinnya.

"Lagipula, vaksinasi itu sebetulnya hanya mengaktifkan kekebalan spesifik yang sudah Allah kasih dalam tubuh kita. Kita itu akan kebal, kalau sudah pernah terpapar oleh virus yang dikenali itu," kata Piprim menambahkan.

Menurut dia ada dua cara supaya kebal terhadap paparan virus berbahaya itu. Kebal alamiah, sakit dulu baru kebal, atau nggak ingin merasa sakit tapi pengin kebal dengan cara vaksinasi.

"Masing-masing manusia dikasih akal oleh Allah. Makanya, virus campaknya dilemahkan dulu lalu disuntikkan, seolah-olah dia sudah pernah kenal dengan virus campak yang benarnya padahal itu virus yang dilemahkan. Begitu ada virus campak yang jahatnya, 'tentara' di tubuh kita sudah siap," kata Piprim.

Memasukkan vaksin, kata Piprim, sama dengan membangkitkan kekebalan spesifik yang ada di dalam tubuh manusia. "Ini yang tidak dipahami oleh kelompok antivaksin. Mereka dengan entengnya mengatakan bahwa vaksinasi bisa diganti dengan cara lain. Kelompok antivaksin bicara tanpa ilmu dan tanpa bukti," kata Piprim menekankan.

Pemerintah sendiri sudah menggratiskan vaksin untuk rakyatnya. Sedangkan kurma, susu, maupun herbal didapat dengan cara membeli. Membeli sama saja mengeluarkan uang.

Buat apa mengeluarkan uang kalau ada yang gratis? 

 

Saksikan video menarik di bawah ini.

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya