Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan penghinaan Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Tito Karavian di media sosial Facebook telah terungkap. Polrestabes Medan menangkap tersangka, seorang dewasa muda bernama Muhammad Farhan Balatif, pada Jumat 18 Agustus 2017 di rumahnya.
Dihubungi Liputan6.com, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting, mengatakan Farhan telah ditetapkan sebagai tersangka. Diketahui pria berusia 18 itu mengunggah gambar dan kata-kata penghinaan presiden Jokowi di Facebook menggunakan akun palsu atas nama Ringgo Abdillah.
Baca Juga
Selain menggunakan akun palsu, ia juga mengaku menggunakan sarana internet dari jaringan WIFI milik tetangganya, Muhammad Reza, dengan cara membobol password. Hingga kini kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif yang membuat remaja SMK ini berani melakukan ujaran kebencian.
Advertisement
Menanggapi kasus tersebut, psikolog anak dan praktisi Theraplay PION Clinican, Astrid Wen mengatakan, tersangka Farhan yang masih berstatus pelajar SMK ini bukan usia anak lagi dan bisa menerima tindakan hukum, bila nantinya terbukti bersalah.
"Pada kasus ini, (Farhan) 18 tahun melakukan penghinaan terhadap Presiden, sudah masuk dalam lingkup dewasa ya bukan anak lagi. Nah, kalau orang dewasa hal-hal yang dia lakukan harusnya sudah mampu ia pertanggungjawabkan. Artinya dia dapat memperhitungkan konsekuensi atas tingkah lakunya sendiri," kata Astrid saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (21/8/2017).
Dari kacamata psikologis, kasus seperti ini membutuhkan investigasi mendalam. Bukan sekadar masalah masih anak-anak atau sudah dewasa saja, melainkan apa yang sudah dilakukannya dan apa motif dari penghinaan tersebut.
"Kalau dia (Farhan) pakai fake account, di dalam postingannya ada editannya berarti sudah ada strategi dan perencanan, dan bukan dia sendiri yang melakukannya. Ini masih jadi dugaan ya," kata Astrid.
Astrid juga berpendapat untuk menemukan latar belakang atau motif apa saja yang membuat Farhan berani melakukan penghinaan presiden Jokowi. "Misal, di dalamnya ekonomi, dia dapat bayaran, atau karena dia punya kebencian. Karena apanya itu perlu dicari tahu," katanya.
Â