Liputan6.com, Jakarta Meski tak semua orang mengonsumsi sayur atau daun kale dalam menu diet hariannya, tapi kale mengandung banyak nutrisi yang berguna untuk kesehatan tubuh manusia. Rasa pahit dan sedikit pedas dari sayuran hijau ini ternyata tak dianjurkan untuk dimakan setiap hari. Mengapa?
Seperti dikutip laman Purewow, Selasa (12/9/2017) daun kale termasuk salah satu sayuran yang mudah untuk diolah. Apalagi daun kale ini beragam jenis dan bentuknya, teksturnya tidak terlalu layu saat ditumis atau disemur. Sayangnya, jika dikonsumsi setiap hari daun kale yang kaya serat ini tidak cepat larut dan tidak mudah dikunyah.
Sayur ini akan keluar di jalur pencernaan secara utuh. Serat yang tidak dapat larut memang diperlukan agar rutinitas BAB lancar dan dapat meringankan sembelit. Namun, jika dimakan terlalu banyak, justru akan menyebabkan masalah pencernaan.
Advertisement
Tak cuma soal serat, daun kale juga mengandung gula bernama raffinose yang sulit untuk dicerna perut. Hal ini dapat membuat gula bergerak ke usus besar secara utuh.
Tak jarang juga dapat menghasilkan gas metana dan karbondioksida, yang membuat usus bengkak, buang angin dan perut kembung.
Sebaiknya kombinasikan sayur kale dengan sayur lainnya seperti brokoli, selada dan sayuran hijau lainnya.