Liputan6.com, Jakarta Dampak dari melahirkan di bawah umur (kurang dari 16 tahun) bisa menyebabkan anak yang dilahirkannya menjadi stunting. Kekurangan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan janin.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Dokter Spesialis Obstetrik dan Ginekologi, Dr dr Julianto Witjaksono SpOG (KFER), anak-anak yang masih di bawah umur ini sebenarnya belum mampu untuk hamil. Meski mereka sudah mengalami pubertas, organ reproduksi masih belum berkembang dengan baik, sehingga belum siap untuk mengandung janin.
Â
"Ini risiko yang besar. Sekitar 30 persen anak yang dilahirkan dari perempuan di bawah umur akan stunting," kata Julianto kepada Health Liputan6.com di Jakarta pada Rabu (27/9/2017).
Ia mengartikan, satu dari tiga anak yang dilahirkan berisiko mengalami kekurangan gizi kronis.
Lebih lanjut, jika anak yang melahirkan di bawah umur terus terjadi, bonus demografi di masa mendatang, terutama jumlah anak yang stunting, meningkat.
Tidak ada edukasi
Salah satu faktor penyebab stunting dikarenakan anak yang hamil di bawah umur 16 tahun itu tidak memperoleh edukasi yang baik soal kehamilan yang dijalani.Â
"Anak-anak yang hamil itu berarti status pendidikannya terbilang masih rendah. Pengetahuan soal bagaimana menjaga kehamilan yang sehat itu minim," kata dr Julianto menambahkan.
Rendahnya pengetahuan mereka terkait kehamilan yang dijalani turut mempengaruhi perkembangan janin di dalam rahim. Akibat tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan, perkembangan janin jadi terhambat.
Sehingga anak yang dilahirkan mengalami kekurangan gizi. Inilah yang mengakibatkan terjadinya stunting.